![Klungkung Terima Penghargaan Prevalensi Stunting Terendah Nasional dari Kemenkes](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/7/2/1719918756716-0xioz.jpeg)
![Klungkung Terima Penghargaan Prevalensi Stunting Terendah Nasional dari Kemenkes](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/7/2/1719918756716-0xioz.jpeg)
Presentase tersebut membawa Klungkung meraih penghargaan prevalensi stunting dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
"Saya mewakili seluruh masyarakat bersyukur Klungkung sangat bersyukur atas penghargaan yang kami terima ini. Saya pun berterimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat, karena penghargaan ini adalah hasil dari kerja keras kita semua. Oleh karena itu, saya berkomitmen untuk terus berinovasi dan mendukung arahan dari pemerintah pusat terkait program zero stunting" tutur Pejabat (Pj) Bupati Klungkung, I Nyoman Jendrika.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang telah dirilis oleh Kemenkes RI menunjukan bahwa angka prevalensi stunting di Kabupaten Klungkung pada tahun 2023 berada di angka 4,9%.
"Penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh segelintir dinas saja, tetapi harus melibatkan dinas-dinas lintas sektor dan stunting menjadi salah satu fokus Pemkab Klungkung karena selaras dengan target dari Presiden Jokowi dalam mempersiapkan Generasi Indonesia Emas 2045," papar I Nyoman Jendrika.
Berdasarkan data Pemkab Klungkung secara konsisten berhasil menurunkan angka stunting dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021 angka prevalensi stunting dari berada di angka 19,4%, lalu turun menjadi 7,7% pada tahun 2022. Pada tahun ini kembali turun menjadi 4,9% dan menjadi salah satu yang terendah di Indonesia.
"Penghargaan ini menjadi bukti nyata keseriusan Kabupaten Klungkung dalam mengatasi masalah stunting, yang tidak hanya menjadi tanggung jawab dinas kesehatan, tetapi juga melibatkan seluruh dinas terkait untuk mencapai tujuan bersama," ujar Jendrika.
Klungkung adalah Kabupaten nomor 2 yang memiliki angka prevalensi stunting rendah, hanya terpaut 0,8% dari Kabupaten Situbondo sebagai juara pertama dengan angka prevalensi stunting hanya 4,1%. Sementara untuk katagori Kota, juara pertamanya adalah Surabaya dengan skor 1,6% dan Kota Sungai Penuh dengan skor 4,1%.
"Di katagori Kabupaten, Klungkung itu juara 2 stunting terendah. Kita harus bangga dan saya berharap penghargaan ini akan menjadi semangat untuk semua pihak untuk dapat bekerja lebih keras guna menuntaskan stunting. Semua pihak perlu bersinergi dan kolaborasi untuk bisa menghasilkan zero stunting," ungkap Jendrika.
Keberhasilan Kabupaten Kampar turunkan angka prevalensi stunting menjadi sorotan
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan angka stunting turun 14% tahun ini
Baca SelengkapnyaDengan kekompakan warga, masalah stunting di Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung ini bisa diatasi
Baca SelengkapnyaStunting merupakan masalah kritis yang memiliki tantangan multi dimensi dan membutuhkan upaya berkelanjutan dan solusi yang kolaboratif dalam penanganannya.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan mereka mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaBank Rakyat Indonesia (BRI) berkomitmen mendukung program pencegahan dan penurunan angka prevalensi stunting.
Baca SelengkapnyaKementerian Agama ikut ambil bagian dalam realisasi program pemerintah pusat seperti penurunan angka stunting.
Baca SelengkapnyaProgram B2SA menjadi salah satu fokus NFA dalam mendukung penurunan stunting
Baca SelengkapnyaDokter Hasto mengajak lintas sektor untuk memasifkan intervensi
Baca Selengkapnya