Pertama kali di Indonesia, 21 Jurnalis perankan tokoh wayang
Para jurnalis juga menyelipkan sindiran-sindiran terkait situasi politik Indonesia saat ini di dalam dialog.
Sebanyak 21 jurnalis dari berbagai media terlibat dalam pementasan wayang orang bertajuk 'Wahyu Cakraningrat'. Konsep wayang jurnalis ini merupakan yang pertama kali dipentaskan di Indonesia.
"Konsep wayang jurnalis ini adalah yang pertama kali dipentaskan di mana 80 persen pemainnya merupakan jurnalis," kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian, dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com.
Wahyu Cakraningrat merupakan kisah wayang klasik yang menceritakan tentang wahyu keprabon atau wahyu keraton yang barangsiapa yang mendapatkan wahyu ini, dijamin dirinya akan menjadi raja. Wahyu Cakraningrat sendiri bisa ditafsirkan sebagai legitimasi dari rakyat atau konstituen di dalam pemilu.
Dalam pementasan yang dilangsungkan Kamis (2/10) malam, para pemain wayang juga menyelipkan sindiran-sindiran terkait situasi politik Indonesia saat ini di dalam dialog. Tidak jarang kalimat sarkastik ini mengundang gelak tawa hadirin yang hadir di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.
Salah satu jurnalis yang terlibat dalam pementasan 'Wahyu Cakraningrat', Ali Sobri mengatakan, awalnya ia sempat kaget ketika mendapat tawaran bermain wayang. Selain pertama kali, bermain wayang ditakutkan terlibat bentrok dengan jadwal pekerjaan.
"Awalnya pas dikasih tahu pementasan ini, aku sempat kaget. Pas lihat jadwal latihannya, ternyata bentrok sama acara kantor. Tapi tiba-tiba acara kantor diundur, ya sudah, aku bisa. Senang sih bisa main wayang," ujar jurnalis Majalah Hai tersebut.
Selain 21 jurnalis, pementasan 'Wahyu Cakraningrat' juga menghadirkan pemain wayang dari Wayang Orang Bharata. Berbeda dengan pementasan wayang orang pada umumnya yang menggunakan bahasa Jawa, 'Wahyu Cakraningrat' menggunakan bahasa Indonesia untuk mempermudah jurnalis untuk memerankan karakternya.
Para jurnalis yang terlibat di wayang jurnalis ini antara lain, pemimpin redaksi, managing editor, hingga jurnalis lintas media seperti KOMPAS, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, merdeka.com, Tembi Rumah Budaya, Majalah Femina, DEWI, Hai, Good Housekeeping, Esquire, dan Trans TV. Seluruh jurnalis berlatih selama tiga kali di bulan September.