Pertarungan Dosen Teknologi Pertanian hingga Terpilih Jadi Rektor Universitas Jember
Jabatan Rektor Universitas Jember (Unej) akan segera berganti. Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unej, Dr Ir Iwan Taruna, M.Eng terpilih sebagai Rektor Unej, menggantikan Moh Hasan PhD yang sudah dua kali menjabat.
Jabatan Rektor Universitas Jember (Unej) akan segera berganti. Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unej, Dr Ir Iwan Taruna, M.Eng terpilih sebagai Rektor Unej, menggantikan Moh Hasan PhD yang sudah dua kali menjabat.
Iwan akan memimpin salah satu kampus negeri terbesar di Jawa Timur itu, untuk masa jabatan 2020-2024. Pemilihan Rektor Unej dilakukan pada Rabu (22/01) siang secara tertutup di Lantai 3 Rektorat Unej.
-
Kenapa Jogja dijuluki sebagai kota pelajar? Jogja atau Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki sejuta pesona. Hampir sebagian besar orang memiliki kesan tersendiri mengenai daerah yang dijuluki sebagai kota pelajar ini.
-
Apa yang diajarkan di sekolah pencuri? Pendidikan kriminal mencakup serangkaian pelajaran yang menghasilkan gangster 'profesional' setelah 'lulus'.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Kapan kelas BPJS dihapus? Sehingga, Rizzky memastikan besaran iuran sekarang masih tetap sama dengan apa yang sudah berlaku selama ini."Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama," kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Kenapa kelas BPJS dihapus? Irsan mengatakan, untuk penyesuaian iuran ini masih perlu diskusi lebih lanjut.
Iwan meraih suara terbanyak, dengan raihan 75 suara, disusul Drs Zulfikar PhD dengan 51 suara, dan Prof Drs Dafik MSc PhD 11 suara.
Terpilihnya Iwan tidak lepas dari dukungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Sesuai regulasi yang berlaku, menteri yang membawahi kampus negeri, memiliki 35 persen suara. Jika sebelumnya di bawah Kemenristek Dikti, saat ini kampus negeri kembali di bawah Kemendikbud.
Mendikbud Nadiem Makarim menyerahkan sepenuhnya suara yang dimiliki untuk mendukung Iwan Taruna sebagai Rektor Unej.
"Sesuai Permen Ristekdikti, menteri punya 35 persen suara, dihitung dari jumlah senat yang hadir. Jumlah senat sebenarnya 94 orang, tetapi ada beberapa yang sedang umrah dan Dinas ke luar negeri, sehingga senat yang hadir adalah 89 orang," tutur Ketua Panitia Pemilihan Rektor (Pilrek) Unej, Moh Ali.
Dari jumlah 89 senat yang hadir, maka 35 persen jatah suara Menteri adalah 47,92 suara. "Dalam rapat tadi disepakati, karena tidak mungkin suara itu koma, maka dibulatkan suara menteri menjadi 48 orang," lanjut Ali.
Dengan tambahan 48 suara dari menteri, artinya Iwan sebenarnya hanya mendapatkan 27 suara dari senat Unej. Sedangkan 51 suara yang dimiliki Zulfikar, murni berasal dari senat.
Persaingan tiga kandidat tersebut disebut-sebut juga menggambarkan konstelasi persaingan tiga organisasi mahasiswa yang ada di kampus Unej. Iwan disebut-sebut sebagai alumnus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Sedangkan Dafik, semasa kuliah merupakan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi yang sama dengan Nurul Ghufron. Sedangkan Zulfikar merupakan mantan aktivis HMI.
Saat dimintai tanggapannya soal hal itu, Zulfikar menanggapi santai. "Itu supaya hangat saja. Secara realitas, pendukung saya dari beragam background," ujar Iwan saat dihubungi lewat sambungan telepon.
Menurut Iwan, pembagian berdasarkan alumni organisasi itu tidak kaku. "Mungkin orang mengatakan seperti saya dari kalangan nasionalis. Tapi nasionalis kan banyak. Ada HMI, GMNI dan sebagainya. PMII kan juga nasionalis," kata doktor lulusan Asian Institute of Technology ini.
Selanjutnya, Iwan juga berjanji akan meneruskan hal-hal positif dari rektor Unej sebelumnya. "Kita akan juga berupaya mengembangkan inovasi-inovasi yang ada," pungkas Iwan.
Iwan yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unej periode 2009-2013 ini, menjadi satu-satunya kandidat yang tidak memiliki jabatan struktural saat Pemilihan Rektor dilakukan. Adapun Zulfikar menjabat sebagai Wakil Rektor 1 pada 'kabinet' rektor Unej saat ini, Moh Hasan. Sedangkan Dafik hingga kini masih menjabat sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Iwan juga menjadi satu-satunya kandidat yang tidak pernah menempuh kuliah di Unej.
Baca juga:
Demo di Depan Rumah Dinas Bupati Jember, Massa Kritisi Sejumlah Kebijakan
Mahasiswa Berprestasi Asal Kediri Tewas dalam Indekos di Jember
Bupati Jember Akhirnya Datangi DPRD, Upaya Pemakzulan Jalan Terus
Umat Tri Dharma di Jember Mandikan Patung Dewa
Nurul Ghufron Sebut Penggeledahan Kantor PDIP Tunggu Pengembangan Penyidikan
Ayah Borgol, Telanjangi dan Kurung Anak di Kandang Ayam karena Kecanduan Game Online