Petahana Maju Pilkada Jember secara Independen karena 'Dimusuhi' Partai
Kandidat petahana dalam Pilkada Jember, dr Faida memutuskan maju lewat jalur independen. Kondisi ini jauh berbeda dengan jalur yang dia pilih saat maju pertama kalinya di Pilkada Jember tahun 2015. Saat itu, Faida maju dengan didukung koalisi Partai NasDem, PDIP, PAN dan Hanura.
Kandidat petahana dalam Pilkada Jember, dr Faida memutuskan maju lewat jalur independen. Kondisi ini jauh berbeda dengan jalur yang dia pilih saat maju pertama kalinya di Pilkada Jember tahun 2015. Saat itu, Faida maju dengan didukung koalisi Partai NasDem, PDIP, PAN dan Hanura.
Dalam sejarah Pilkada di Indonesia, sangat jarang terjadi kandidat petahana (incumbent) maju kembali dari jalur independen. Menurut tim suksesnya, ada alasan tersendiri mengapa Faida memilih jalur independen. Salah satunya karena kondisi politik di Jember saat ini, di mana Faida sedang menghadapi hak angket atau penyelidikan dari parlemen.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
"Independen ini kehendak masyarakat yang menginginkan Bu Faida maju lagi. Mereka (para relawan pendukung Faida) melakukan gerakan politik dengan mengumpulkan KTP untuk syarat maju dari jalur independen," ujar juru bicara Faida, Rully Effendi kepada wartawan, Selasa (28/1).
Jalur independen disebut Rully, dipilih Faida atas desakan para relawan. Rully mengklaim, para relawan pendukung Faida bergerak atas inisiatif pribadi, agar Faida bisa menjadi bupati lagi.
"Mereka mungkin melihat dinamika politik (proses bergulirnya hak angket di DPRD) di Jember. Sehingga bergerak tanpa kami koordinir. Tanpa kami instruksi, mereka mengumpulkan sendiri KTP itu (untuk dukungan jalur independen)," papar mantan jurnalis Jawa Pos Radar Jember ini.
Jamak diketahui, sejak awal menjabat pada tahun 2015 lalu, Bupati Faida memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan seluruh partai di parlemen. Beberapa kali, pembahasan RAPBD (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) tertunda. Puncaknya, adalah ketika saat ini, DPRD Jember menggulirkan hak angket kepada Faida atas sejumlah kasus di Pemkab Jember. Bukan tidak mungkin, proses angket yang berawal dari interpelasi ini, bisa berujung pada pemakzulan (pemberhentian) jabatan Faida. Selain itu, hingga kini RAPBD Jember tahun 2020 juga belum bisa disahkan.
Melalui jalur independen ini, Faida yang merupakan bupati perempuan pertama dalam sejarah Jember ini memutuskan menggandeng pengusaha muda Dwi Arya Nugraha Oktavianto atau yang akrab disapa Mas Vian. Langkah ini dilakukan setelah Wakil Bupati Jember, KH A. Muqit Arief menolak untuk diajak Faida berpasangan kembali dalam Pilkada Jember 2020
"Setelah Kiai Muqit ingin kembali ke pesantren, Faida kemudian menggandeng Mas Vian. Baru setelah itu kami berkoordinasi dengan para relawan. Prosesnya sampai deal kurang dari 1 minggu yang lalu," ujar mantan caleg Partai Nasdem dalam Pemilu 2019 lalu ini.
Meski sudah memastikan maju dari jalur independen, Rully menegaskan komunikasi politik terhadap partai politik masih dilakukan oleh keduanya. Seperti diketahui, Faida sebelumnya mendaftar dalam penjaringan bakal calon bupati di PDIP dan NasDem. Sedangkan Vian mendaftar dalam penjaringan Bacabup di PPP dan Gerindra.
"Bu Faida kalau tidak salah mendaftar di Nasdem lewat DPW (Provinsi Jawa Timur). Saya kurang update. Kalau mas Vian kan seperti yang kita tahu, dia daftar di Gerindra dan PPP," tutur Rully.
Proses penjaringan Bacabup di empat partai tersebut hingga kini belum diketahui hasilnya. PDIP sebenarnya akan mengumumkan hasil penjaringan bakal calon kepala daerah di Indonesia secara serentak pada 9 Januari 2020, bersamaan dengan pelaksanaan Rakernas. Namun rencana itu batal, diduga terkait dengan OTT KPK sebelumnya yang melibatkan caleg gagal PDIP, Harun Masiku.
Sebelumnya, Wakil Sekjen DPP PDIP yang juga Ketua DPC PDIP Jember, Arif Wibowo mengisyaratkan, peluang Faida untuk diusung kembali oleh PDIP tipis. Hal ini salah satunya terkait ketidakhadiran Faida dalam acara internal PDIP bagi para bakal calon bupati.
Selain itu di DPRD Jember, bergulirnya hak angket terhadap Bupati Jember, di antaranya dimotori oleh politisi PDIP dan NasDem. Saat paripurna persetujuan hak angket, seluruh fraksi di DPRD Jember secara aklamasi mendukungnya.
Baca juga:
Gandeng Pengusaha Muda, Bupati Jember Maju Pilkada Lewat Jalur Independen
VIDEO: PON dan Pilkada Serentak 2020 Jadi Agenda Rapim TNI-POLRI
Panglima TNI Ingatkan Prajurit Dilarang Berpolitik Praktis di Pilkada 2020
TNI dan Polri Gelar Rapim Terkait Pengamanan Pilkada Serentak
Bakal Cagub Jambi Cek Endra Sebut Bukan Zamannya Pemimpin cuma Duduk di Kantor
PDIP dan Gerindra Sepakat Berkoalisi di Pilkada Depok, Usung Pradi Supriatna