Pilih Komjen Tito, Jokowi dinilai butuh 'kawan' jangka panjang
"Pada Pak Badrodin itu kan ganjel pintu yang pertama," kata Adrianus.
Mantan Komisioner Kompolnas, Adrianus Meliala mengaku setuju jika Komjen Tito Karnavian diusung menggantikan Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kapolri. Menurutnya, Tito polisi lengkap karena bisa merangkul baik dari Polri maupun TNI.
"Bagus saja Tito jadi Kapolri. Dia bisa merangkul semuanya, Polri maupun TNI. Sekarang gini, mana ada Presiden yang mau melepaskan grip pada dua kaki, yakni kaki TNI dan Polri, maka dia akan memilih orang yang loyal betul pada dia, seperti Tito," kata Adrianus kepada wartawan, Rabu (15/6).
Adrianus mengungkapkan, loyalitas Tito terlihat saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. "Dalam rangka menghadapi 2019, Jokowi butuh sosok Tito yang mampu mengangkat Polri dan menjadi ikon yang bisa dijual," ucapnya.
Selain itu, alasan Jokowi memilih Tito, menurut Adrianus, karena kepala negara butuh teman jangka panjang.
"Pada Pak Badrodin itu kan ganjel pintu yang pertama, daripada enggak ada yaudah Badrodin aja. Sebetulnya Pak Dwi Priyatno bisa juga sebagai ganjel pintu yang kedua, tapi itu kan membuat Presiden berada pada posisi jangka pendek terus, padahal dia butuh teman jangka panjang untuk berpikir bangsa ini," ujarnya.
"Nah ketika berpikir tidak ada ganjel pintu lagi, yaudahlah kita ambil sekalian jauh yang tidak diprediksi dan tidak diunggulkan tapi mampu," paparnya.
Disinggung apakah akan ada gangguan internal Polri, mengingat Tito bakal melangkahi beberapa generasi, Adrianus tak menepisnya. Menurut dia, itu pasti terjadi namun tak berlangsung lama dan akan normal kembali.
"Saya justru berpikir sebaliknya, jadi Polri sekarang ini sangat 'di-Budi-Gunawan-kan', amat disiapkan Kapolri baru bernama Pak Budi Gunawan, dilihat orang-orangnya, suasananya. Ketika yang muncul adalah Tito maka akan sedikit goyang. Tapi segera akan balik lah. Saya yakin," paparnya.
"Dalam hal ini, saya lihat Jokowi bukan pemikir tentang polri, maka dalam melihat situasi ini Pak Jokowi seperti berinvestasi dalam tanda kutip, dan Jokowi berinvestasi kepada orang kredibel secara kemampuan, track-nya bagus, yang loyal, bebas skandal dan merah putihnya terjaga juga. Daripada tadi memilih kapolri ganjel pintu, setahun ganti dan menghadapi situasi seperti ini. Dan saya bisa menerima," tambahnya.
Tentunya, lanjut Adrianus, pihaknya memilih Tito memakai pertimbangan seperti dilihat dari selesai dengan pendidikan kelembagaan dan strategic di pemerintahan, juga pernah di kesatuan, kewilayahan bolak-balik, juga pernah menjabat di Polda tipe A bahkan pernah di Papua.
"Jadi apalagi yang harus dilakukan Tito untuk meyakinkan? Jadi presiden berpikir ah soal misal Tito kemudaan itu hanya isu yang dibesar-besarkan dari orang yang posisinya tidak mau terganggu. Dulu waktu Dai Bahtiar oke juga itu masih muda," ujarnya.
"Tito sudah Phd, sespimti nomor 1, Lemhanas nomor 1. Malah saya kira dia bisa membanggakan, di Polri banyak pejabat yang tidak segan, antara kamu dan aku hanya beda di pangkat saja. Tapi kalo Tito dia punya semuanya," tutupnya.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan Ari Dono Sukmanto menjabat sebagai Kapolri? Dia menjabat antara 23 Oktober 2019 hingga 1 November 2019 alias 1 pekan 2 hari.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kenapa Ari Dono Sukmanto menjadi Kapolri? Saat itu Ari yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas.
-
Kapan Arca Totok Kerot ditemukan? Pada tahun 1981, penduduk melaporkan adanya benda besar dalam gundukan di tengah sawah. Gundukan tersebut digali hingga terlihat sebuah arca. Penggalian hanya dilakukan setengah badan saja yaitu pada bagian atas arca.
Baca juga:
Fadli Zon sebut sosok Tito Karnavian bisa diterima semua pihak
Kapolri akui Tito masih junior tapi punya kemampuan memimpin
Tunjuk Tito Karnavian Kapolri, Jokowi bisa rusak kaderisasi Polri
Gerindra sebut Tito jadi Kapolri karena menangkan Jokowi di Papua
Badrodin jawab isu jabatannya diperpanjang: Diminta saja enggak!