Pilkada Surabaya, Risma dikepung calon kuat politisi hingga wartawan
Risma menanggapi santai. Kini dia lebih berhati-hati mengomentari segala sesuatu.
Di pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya, Jawa Timur Tahun 2015-2020, calon petahana Tri Rismaharini bakal berhadapan dengan sejumlah tokoh-tokoh kuat di Kota Pahlawan, termasuk sejumlah praktisi media massa, yang namanya cukup moncer.
Namun ingar-bingar politik jelang Pilwali Kota Surabaya ini tak membuat Risma galau. Bahkan, alumni Institut Teknologi 10 Novemver Surabaya (ITS) ini justru menanggapinya dengan dingin dan santai. Sebab menurutnya, jabatan itu amanah yang diberikan Tuhan, dan tak perlu diributkan.
Meski begitu, mantan Kepala Dinas Pertamanan ini, tetap memilih berhati-hati menanggapi isu-isu politik di Kota Pahlawan jelang Pilkada, yang rencananya digelar serentak pada Desember, akhir tahun ini. Sebab, salah memberi statemen bisa berakhibat fatal bagi dirinya.
Untuk itu, perempuan kelahiran Kediri ini mengaku lebih menghormati proses demokrasi yang tengah berjalan. Meski kelak di Pilwali mendatang, dia akan berhadapan dengan sejumlah tokoh-tokoh politik yang sudah memiliki nama besar dan calon dengan latar belakang jurnalis, Risma tidak merasa terusik dengan kehadiran mereka.
Beberapa tokoh politik yang disebut-sebut bakal meramaikan running Pilwali Kota Surabaya di antaranya, Adies Kadir dari Partai Golkar, yang saat ini duduk sebagai anggota DPR.
Kemudian ada nama Indah Kurnia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), juga Ketua DPC PDIP Surabaya, Wisnu Sakti Buana, yang saat ini menjabat sebagai wakil wali kota.
Selanjutnya ada nama artis Arzetti Bilbina Huzaimi Setiawan dari PKB, yang dikabarkan juga siap bersaing merebutkan kursi 1 Balai Kota Surabaya di Pilwali 2015, serta sejumlah nama-nama politikus lain yang saat ini tengah mengikuti penjaringan di partainya masing-masing.
Pada bagian lain, tiga tokoh media massa yang lama malang melintang di dunia jurnalis, juga dikabarkan tak mau ketinggalan ikut bersaing. Sebut saja nama Sukoto, yang merupakan pimpinan Harian Kriminal Memorandum.
Kemudian ada nama Dhimam Abror, yang juga sempat malang melintang di beberapa media, seperti Jawa Pos, Radar, Harian Surya, Surabaya Post, dan memimpin beberapa perusahaan media massa lainnya. Saat ini, Abror menjabat sebagai Ketua KONI Jawa Timur.
Dari dua nama itu, terselip nama Budi Sugiaharto alias Uglu alias Ugik. Pria kelahiran Bojonegoro ini, juga tak bisa dipandang sebelah mata. Selain pernah bekerja sebagai fotografer dan tulis di beberapa media besar. Saat ini dia menjabat sebagai kabiro di salah satu media online Surabaya.
Lantas apa tanggapan Risma soal nama-nama yang bakal menjadi kompetitornya itu? "Ya silakan saja. Siappun yang ingin maju demi Kota Surabaya, silakan saja. Aku loh enggak opo-opo. Iya bener enggak apa-apa," jawab Risma enteng usai menerima kedatang Uglu di Balai Kota Surabaya, Kamis (26/2).
Sementara Uglu sendiri mengaku khusus menemui Risma, selain untuk bersilaturahmi juga untuk minta izin ikut maju di Pilwali Kota Surabaya via jalur independen, sekaligus menjaga hubungan yang sudah terjalin baik dengan wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu.
"Saya hanya sekadar silahturahmi dengan Bu Risma. Sebagai anak muda saya wajib kulonuwun. Bagaimanapun kiprah Bu Risma untuk kota ini luar biasa, begitu pula elektabilitasnya belum ada yang bisa mengejar," katanya.
Meski mengaku siap bersaing dengan Risma, Uglu tetap mengakui sulit menandingi popularitas Risma, jika calon incumbent ini kembali maju, baik via perseorangan maupun jalur partai. Terlebih lagi, nama Risma sudah tercatat di dunia internasional sebagai wali kota terbaik.
"Selama lima tahun memimpin, hasil kerjanya sudah bisa dirasakan publik. Sehingga sulit menang secara mulus melawan Bu Risma. Tapi namanya juga kebijakan, ada pro dan kontra. Tidak semuanya bisa diterima," pungkas bapak tiga anak ini.