PLN Tak Menyangka, Acara Gathering Berubah Jadi Petaka
Kepala Satuan Komunikasi Corporate PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), I Made Suprateka mengaku tidak menyangka acara gathering tahunan PLN Transmisi Jawa Bagian Barat (TJBB) bakal berubah menjadi petaka. Padahal, penunjukan lokasi acara di Pantai Tanjung Lesung, Banten dipilih bukan tanpa pikir panjang.
Kepala Satuan Komunikasi Corporate PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), I Made Suprateka mengaku tidak menyangka acara gathering tahunan PLN Transmisi Jawa Bagian Barat (TJBB) bakal berubah menjadi petaka. Padahal, penunjukan lokasi acara di Pantai Tanjung Lesung, Banten dipilih bukan tanpa pikir panjang.
Namun nahas, pada saat penyelenggaraan tersebut tiba-tiba saja tsunami menyapu bersih lokasi yang menjadi titik acara milik PLN. Tsunami ini diduga diakibatkan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Apa yang membuat Bantul kekurangan EWS Tsunami? “Karena EWS itu diadakan sudah setahun lalu. Seiring perkembangan zaman ada pertumbuhan komunitas penduduk di pinggir pantai sehingga setelah kita analisis kebutuhan EWS masih kurang,” kata Agus dikutip dari ANTARA pada Kamis (2/11).
"Bahwa mereka laksanakan (gathering) di sana tentu dengan pertimbangan baik. Namun kan kita tidak tahu persis pada hari itu terjadi bencana alam," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di kediaman rumahnya, Jakarta, Minggu (23/12).
I Made mengatakan, acaragathering ini pun sudah menjadi program rutin dilakukan secara tahunan oleh PLN. Di mana, dalam gathering ini juga dilakukan berbagai evaluasi kinerja perusahaan hingga persoalan internal antar karyawan.
"Keberangkatan mereka juga melalui surat perintah jalan pasti melalui perjalanan dinas," katanya.
Seperti diketahui, akibat tsunami tersebut dari 225 peserta gathering PLN terdiri dari karyawan beserta istri tersebut, tercatat 23 orang meninggal dunia. Sementara 137 orang dilaporkan selamat, sedangkan 65 sisanya masih belum ditemukan.
Baca juga:
Tsunami Banten Hancurkan Puluhan Rumah dan Mobil di Kawasan Anyer
BNPB Sebut Penyebab Sirine di Pantai Carita Bunyi Karena Rusak
23 Pegawai PLN Jadi Korban Tsunami Selat Sunda
Kapolri Tinjau Lokasi Terparah Akibat Tsunami di Pantai Carita dan Anyer
Ratusan Rumah, Perahu dan Puluhan Kendaraan Rusak Akibat Tsunami
PVMBG Pastikan Gunung Anak Krakatau Belum Menunjukkan Letusan Besar
Takut Tsunami Susulan, Warga Pandeglang Berlari ke Ketinggian