Plt Gubernur Aceh minta DKP tingkatkan pengolahan ikan tuna
Plt Gubernur Aceh minta DKP tingkatkan pengolahan ikan tuna. Menurut Plt Gubernur Aceh Soedarmo, pengolahan tuna secara khusus agar bernilai tinggi sehingga dapat menguntungkan masyarakat.
Pelaksana tugas Gubernur Aceh, Mayjend (Purn) Soedarmo meminta kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) agar memperbanyak lakukan sosialisasi, agar pengolahan tuna bisa dilakukan dengan benar dan baik oleh nelayan Aceh. Menurut Soedarmo, pengolahan tuna secara khusus agar bernilai tinggi sehingga dapat menguntungkan masyarakat.
"Agar tuna yang telah dihasilkan oleh nelayan Aceh memiliki kualitas yang bagus, maka dinas terkait harus rutin menggelar sosialisasi kepada para nelayan tentang bagaimana mengolah tuna, karena dengan pengolahan yang tepat, maka kualitas tuna Aceh akan baik, hal ini tentu berimbas pada nilai jual dan kesejahteraan nelayan," kata Soedarmo di Banda Aceh, Senin (6/2).
Soedarmo mengatakan, saat melakukan peninjauan ke pusat pengolahan tuna milik PT Aceh Lampulo Jaya Bahari, di Komplek Pelabuhan Pendaratan Samudera Lampulo, mendapat penjelasan bahwa grade ikan tuna sangat berpengaruh pada proses pengolahannya. Hal senada dikatakan Quality Control PT Aceh Lampulo Jaya Bahari, Maya Sari, bahwa grade ikan tergantung pada proses pengolahannya.
"Saat ditangkap, tuna akan mengeluarkan enzim yang berpengaruh pada kualitas dagingnya, semakin lama dia hidup maka akan semakin banyak tuna tersebut mengeluarkan enzim yang akan berpengaruh negatif bagi kualitas tuna. Ada beberapa tips dan kiat yang sudah kami sampaikan kepada para nelayan agar tuna yang dihasilkan memiliki kualitas daging terbaik, namun tidak semua nelayan mengaplikasikan hal tersebut," kata Maya Sari.
Tak hanya tuna, perusahaan tersebut juga memasarkan gurita yang pasokannya selama ini berasal dari nelayan Sabang dan Pulo Aceh. PT Aceh Lampulo Jaya Bahari mengekspor tuna beku ke Singapura sebanyak tiga kali per minggu.
Untuk diketahui bersama, Pelabuhan Pendaratan Samudera (PPS) Lampulo adalah satu diantara tujuh PPS yang ada di seluruh Indonesia. Tiga diantaranya berada di Pulau Sumatera, yaitu di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh.
Baca juga:
Nelayan Cilacap keluhkan rusaknya lampu pandu dan suar
Tangkapan nelayan berkurang, harga ikan di pelelangan Makassar naik
KKP dampingi nelayan Pantura hentikan penggunaan cantrang
Kearifan nelayan Sembilang: Mangrove lestari, hasil laut diraih
Ganjar kembali dikeluhkan nelayan soal penggunaan cantrang
Menteri Susi minta PSDKP bisa kurangi kesenjangan nelayan RI
9 Hiu sirip hitam tertangkap jaring nelayan di perairan Selat Bali
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Dimana lokasi petani di Aceh yang sedang panen cengkih? Seorang petani menunjukkan segenggam cengkih atau cengkeh yang telah dipetik setelah panen di sebuah hutan di Lhoknga, Aceh, pada 30 Januari 2024.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Di mana letak Pulau Banyak, gugusan pulau yang mempesona di Aceh? Di ujung barat Indonesia tepatnya di Provinsi Aceh, banyak dijumpai gugusan-gugusan pulau kecil yang indah dengan hamparan pasir putih dibalut dengan deru ombak yang begitu memanjakan mata. Salah satu gugusan pulau itu bernama Pulau Banyak yang berada di Kabupaten Aceh Singkil.
-
Kapan wabah Kolera menyerang Aceh? Aceh menjadi salah satu daerah yang terkena wabah virus pada saat Agresi Militer Belanda II.
-
Kenapa nelayan Aceh melakukan Khanduri Laot? Mengenal Tradisi Khanduri Laot, Ungkapan Rasa Syukur Para Nelayan di Tanah Rencong Tradisi dari Aceh yang sampai sekarang masih dilaksanakan setiap tahunnya oleh para nelayan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan.