PMI Manufaktur Anjlok, Jokowi Minta Anak Buah Belanja Produk Lokal
PMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 terkontraksi atau berada di zona negatif.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyoroti turunnya kinerja Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia. Menurutnya, PMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 terkontraksi atau berada di zona negatif.
"PMI yang kita tahu setelah ekspansif selama 34 bulan berturut turut, pada Juli kita masuk ke level kontraksi. Ini agar dilihat betul, diwaspadai betul secara hati-hati," kata Jokowi dalam Rapat Sidang Kabinet di Istana Garuda, IKN, Kalimantan Timur, Senin (12/8).
- Industri Pengolahan Tetap Cuan di Tengah Lesunya Kinerja Manufaktur
- Jokowi Curiga Banjir Impor Produk Bikin Kinerja Manufaktur di Indonesia Anjlok
- Skor PMI Manufaktur Indonesia Anjlok, Menkeu Sri Mulyani Bilang Begini
- PMI Manufaktur RI Bertengger di Level Ekspansif 30 Bulan Berturut-turut, Apindo: Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri
Jokowi menyebut, penurunan paling banyak berada di sektor produksi. Kepala Negara meminta dicari tahu penyebab dari penurunan tersebut.
"Saya ingin dicari betul penyebab utamanya dan segera diantisipasi karena penurunan PMI ini saya lihat sudah terjadi sejak 4 bulan terakhir," ujarnya.
Jokowi menjelaskan, penurunan ini bisa disebabkan karena permintaan domestik melemah, beban impor bahan baku yang tinggi, fluktuasi rupiah, maupun serangan produk-produk impor yang masuk ke dalam Indonesia.
"Sehingga penting belanja produk lokal sekali lagi saya tekankan kemudian penggunaan bahan baku lokal dan juga perlindungan terhadap industri dalam negeri kita," ujarnya.
Selain itu, bisa disebabkan permintaan ekspor dari luar negeri yang melemah karena terjadi gangguan rantai pasok atau perlambatan ekonomi terhadap mitra-mitra dagang utama.
"Sehingga kita harus bisa mencari pasar non tradisional dan mencari potensi pasar baru ekspor kita," imbuhnya.