PMI Rentan Terpapar Terorisme, Kepala BNPT: Mereka Ada yang Terlibat Bom Bunuh Diri
Menurut Boy Rafli, PMI rentan terpapar terorisme karena mereka minim pengetahuan terkait bahaya radikal terorisme.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar mengatakan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) cukup rentan terpapar terorisme sehingga diminta selalu waspada.
"Selalu waspada dari pengaruh ideologi terorisme," kata Kepala BNPT Komjen Polisi Boy Rafli Amar saat bertemu dengan 13.886 WNI di San Fransisco, Amerika Serikat, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (14/9).
-
Bagaimana Bintara TNI mendidik anaknya hingga lulus Akpol? Dia diajarkan kedisiplinan hingga kini sukses menjadi calon abdi negara. "Bagaimana didikan anaknya?" tanya sang perekam video. "Disiplin dengan aturan yang sudah ditentukan, berlatih," ujarnya.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kenapa Bintara TNI tersebut bangga dengan anaknya? "Kebanggaan dan kebahagiaan orangtua adalah anak-anaknya bisa menjadi lebih hebat dari dirinya," demikian dikutip dari keterangan video.
-
BRImo apa? Melihat perubahan kebiasaan ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun berinovasi dengan memperkenalkan layanan perbankan digital BRImo yang diluncurkan pada 2019 lalu.
-
Siapa Teuku Nyak Arif? Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh. Saat kolonialisme menguasai tanah Aceh, muncul orang-orang yang ingin melawan dan mengusir Belanda dengan berbagai cara. Hingga pada titik dikumandangkannya kemerdekaan, tubuh pemerintahan tiap daerah di Indonesia masih dalam keadaan pincang.Salah satu putra Aceh yang jasanya patut dikenang dan diingat oleh masyarakat sampai saat ini adalah Teuku Nyak Arif.
-
Siapa saja Calon Perwira Remaja Akpol yang Kompol Syarif temui? Kompol Syarif terlihat berpose dengan tiga Calon Perwira Remaja Akpol. Siapa sangka, dua di antaranya merupakan anak mantan Komandannya.
Menurut Boy Rafli, PMI rentan terpapar terorisme karena mereka minim pengetahuan terkait bahaya radikal terorisme. Terbukti di sejumlah tempat seperti di Singapura dan Hong Kong ada pekerja migran yang terpapar terorisme. "Mereka juga ada yang terlibat dalam perencanaan bom bunuh diri," ungkap Boy Rafli.
Rentan-nya pekerja migran juga disebabkan adanya Foreign Terrorist Fighters (FTF) Indonesia termasuk di zona konflik Irak dan Siria. Kelompok tersebut menyebarkan paham terorisme melalui berbagai cara seperti lewat media sosial.
Kelompok teroris ini kerap menggunakan narasi agama sebagai landasan untuk bersikap intoleran, eksklusif bahkan melakukan kekerasan.
Dengan jumlah data tentang keterlibatan PMI dalam terorisme di luar negeri, Boy mengimbau agar 13.886 orang WNI yang berada di wilayah kerja KJRI San Francisco lebih waspada. "Hindari segala bentuk ancaman radikal terorisme dan pendanaan terorisme," ucap dia.
Kunjungan kerja BNPT RI ke KJRI San Francisco menjadi salah satu agenda kerja di Amerika Serikat. Sebelumnya, Boy Rafli memimpin delegasi Indonesia dalam kegiatan The First United Nations Global Congress of Victims of Terrorism di Markas Besar PBB New York pada 8-9 September 2022.
(mdk/ded)