Polisi Akui Kesulitan Ungkap Kasus Potongan Jari di Sayur Lodeh
Kepolisian Resor (Polres) Belu mengakui mengalami kesulitan melakukan proses identifikasi, terkait potongan jari manusia yang ditemukan dalam sayur lodeh di sebuah warung makan, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Kepolisian Resor (Polres) Belu mengakui mengalami kesulitan melakukan proses identifikasi, terkait potongan jari manusia yang ditemukan dalam sayur lodeh di sebuah warung makan, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Kasat Reskrim Polres Belu Iptu Djafar Awad Alkatiri mengatakan, kondisi potongan jari manusia yang ditemukan dalam sayur lodeh hanya setengah bagian. Sehingga menyulitkan polisi untuk proses identifikasi menggunakan sistem tes sidik jari.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
"Kondisi jari hanya setengah, kalau untuk (tes) sidik jarinya susah terbaca alurnya," kata Djafar, Kamis (15/12).
Menurut Djafar, metode sidik jari tidak akan maksimal hasilnya, bahkan tidak bisa terbaca alur sidik jarinya karena hanya setengah bagian saja, sehingga sangat sulit menggunakan tes sidik jari, karena alur sidik jari akan susah terbaca.
"Kalau ilmu reskrim itu susah terbaca (alur sidik jari) kalau utuh baru bisa terbaca alurnya," ujarnya.
Dia akan melakukan koordinasi dengan tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang, untuk memeriksa potongan jari manusia yang saat ini diamankan di Puskesmas Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.
"Kita akan koordinasi dengan Rumah Sakit Bhayangkara, untuk kelanjutan melakukan tes identifikasi terhadap potongan jari tersebut," terang Djafar.
Djafar berharap, tes yang dilakukan tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara tersebut dapat mengungkap identitas pemilik potongan jari manusia yang masih berkuku tersebut.
Selain melakukan koordinasi dengan tim forensik, penyidik masih melakukan pendalaman terhadap keterangan para saksi, untuk untuk mengungkap asal usul dan identitas pemilik potongan jari manusia tersebut.
"Kita masih pendalaman untuk mencari tahu identitas dan asal usul potongan jari tersebut," tutup Djafar.
(mdk/cob)