Polisi Buru Penggerak Pelajar dalam Demo Ricuh di Balaikota Semarang
Polisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Polrestabes Semarang terus mendalami aktor yang menggerakkan massa pelajar hingga ikut aksi mahasiswa berbuntut ricuh di depan Balai Kota Semarang pada Senin (26/8).
Polisi menyatakan akan memanggil koordinator aksi mahasiswa. Mereka ingin menyelidiki provokator yang memicu demonstran melakukan perusakan fasilitas umum hingga melukai polisi.
- Aksi Polisi Datangi Pasar di Pelalawan, Edukasi Pedagang Terkait Pilkada
- Sederet Fakta di Balik Aksi Demo di Semarang Berakhir Ricuh, Tercatat 33 Orang Dirawat di Rumah Sakit
- Tiga Pelaku Pembacokan Pelajar di Bogor Diringkus Polisi, Ini Perannya
- Kasus Perundungan Siswa Binus School Serpong, Polisi Panggil Kepala Sekolah dan Saksi Ahli
"Nanti koordinator aksi kami panggil untuk penyidikan. Siapa yang menggerakkan, mendorong, memprovokasi adik-adik mahasiswa untuk menyerang petugas. Bukti sudah ada, tinggal kita tindak lanjuti," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar saat ditemui di Mapolrestabes Semarang, Selasa (27/8).
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan kepolisian, pelajar yang ikut demonstrasi umumnya berasal dari luar Semarang. Diketahui 32 orang yang diamankan menyusul aksi demonstrasi ricuh di Semarang, terdiri dari 22 pelajar, 9 mahasiswa, dan 1 tukang ojek.
"Untuk pelajar, kita sudah meminta orang tua dan guru untuk menjemputnya. Karena para siswa hanya ikut-ikutan," ungkapnya.
Terdapat 10 sekolah yang diketahui pelajarnya ikut diamankan. Hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang, sisanya 3 berada di Demak, 1 Grobogan, dan 5 Kabupaten Semarang.
"Jadi gimana mereka dari Demak, dari Grobogan, puluhan sekolah itu bisa bergerak bersama-sama ke titik unjuk rasa. Kita juga mendalami informasi melalui keterangan-keterangan mereka, siapa yang menggerakkan, seharusnya tidak melibatkan anak-anak dalam unjuk rasa," pungkasnya.