Polisi nilai kubur massal korban ledakan gudang di Kosambi belum perlu
Sumirat mengungkapkan sejauh ini belum ada kasus seperti ledakan di Kosambi berakhir pada penguburan massal. Sebagai contoh, peristiwa bom Bali dan Kapal KM Zahro Express dimana seluruh korban berhasil diidentifikasi.
Kepolisian melalui Tim DVI (Disaster Victim Identification) hingga saat ini masih terus berupaya mengidentifikasi seluruh jenazah korban ledakan gudang kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang. Hal itu menghindari dikubur secara massal.
"Kita berusaha tidak sampai seperti itu karena kita yakin pasti tuhan memberi jalan," ujar Kepala Bidang Pelayanan RS Polri Komisaris Besar Polisi Sumirat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (3/11).
Sumirat mengungkapkan sejauh ini belum ada kasus seperti ledakan di Kosambi berakhir pada penguburan massal. Sebagai contoh, peristiwa bom Bali dan Kapal KM Zahro Express dimana seluruh korban berhasil diidentifikasi.
"Kita lihat saja kasus yang ditangani tim DVI RS Polri hampir semua terungkap, dari bom Bali, kebakaran Zahro, semuanya itu terungkap," kata dia.
Sumirat menambahkan tidak ada batas waktu yang ditentukan dalam proses identifikasi. Menurutnya apa yang sudah tim lakukan sangat luar biasa. Dalam waktu kurang dari seminggu, 33 jenazah dapat diidentifikasi dengan jumlah total kantong jenazah berjumlah 48 kantong.
"Kalau kita bandingkan, kita lihat kasus di negara asing waktunya juga cukup lama," jelasnya.
Tim DVI, kata Sumirat, juga ada yang turun menyambangi rumah-rumah keluarga korban. Hal itu guna mendapatkan informasi mengenai data barang pribadi korban maupun DNA. Serta, ada juga keluarga yang melapor tetapi tidak memberikan nomor telepon. Sehingga tim harus mencarinya langsung.
"Ada anggota kami sedang menyusuri Kosambi dan beberapa tempat lain," pungkasnya.
Sebelumnya, Kabid Dokpol Pusdokkes Polri Kombes Pol Pramujoko mengatakan identifikasi jenazah makin sulit dilakukan. Sebab itu ia mengungkap akan melakukan kubur massal.
"Jadi makin ke sini makin agak sulit, mungkin nanti di akhirnya ketika DNA sudah berakhir ketika DNA tak bisa ditemukan lagi, mungkin akan ada jenazah yang akan dilakukan pemakaman massal, karena tidak bisa teridentifikasi lagi," kata Pramujoko di Posko Antemortem RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (02/11).