Polri Buka Peluang Rekonstruksi Lanjutan Penembakan 6 Laskar FPI
"Walaupun yang datang hanya dari Kompolnas. Walau demikian kami tetap menghargai independensi dari rekan-rekan pengawas eksternal yang lain," sambungnya.
Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo menyampaikan kalau rekonstruksi adegan kasus insiden baku tembak antara polisi dan laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Cikampek pada Senin (14/12) kemarin, belum final. Karena, rekontruksi tersebut masih dalam proses penyidikan.
"Artinya rekontruksi yang dilakukan belum merupakan hasil final, apabila ada temuan baru terkait dengan tambahan keterangan informasi, saksi, bukti terkait keterangan baru tidak menutup kemungkinan bisa dilanjutkan dengan proses rekonstruksi lanjutan," kata Sigit saat konferensi pers di Mabes Polri, Selasa (15/12).
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana upaya Polri untuk menangkap Fredy Pratama? Mukti memastikan pihaknya bekerjasama dengan kepolisian Thailand untuk melacak Fredy dan aset-aset dari Fredy yang tersebar di Thailand. "Mungkin, saya akan melakukan hubungan kunjungan ke sana atau balik lagi ke Thailand ya.
-
Mengapa PPPI dibentuk? Latar Belakang lahirnya perhimpunan ini karena para kaum muda dianggap mampu menjadi kekuatan besar apabila bersatu dalam melawan pemerintah kolonial Belanda.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Kapan PDRI dibentuk? Walaupun secara resmi radiogram Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:
-
Apa saja yang dilakukan PPPI? Mengutip situs esi.kemdikbud.go.id, PPPI juga menjadi wadah bagi mahasiswa Indonesia yang ingin mengabdi kepada masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan latihan sosial. Nantinya para anggota akan dididik untuk membimbing bangsa mencapai kemerdekaan.
Kendati demikian, ia mengatakan kalau proses rekonstruksi oleh Bareskrim Polri telah dilakukan secara, profesional transparan, dan objektif. Salah satunya dengan mengundang beberapa pihak eksternal maupun internal untuk mengawasi proses jalannya rekonstruksi.
"Dengan selalu melibatkan rekan-rekan media, dari rekan pengawas eksternal. Dalam hal ini kami mengundang Komnas HAM, Amnesty International, KontraS, Imparsial, dan Kompolnas walaupun yang datang hanya dari Kompolnas," sebutnya.
"Walaupun yang datang hanya dari Kompolnas. Walau demikian kami tetap menghargai independensi dari rekan-rekan pengawas eksternal yang lain," sambungnya.
Termasuk, kata Sigit, pihaknya juga ikut diawasi oleh Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Div Propam Polri) selaku pengawas internal dari Polri.
"Kami dalam melakukan kegiatan, juga selalu didampingi pengawas internal dalam hal ini Divisi Propam Polri," jelasnya.
Oleh sebab itu, Sigit memastikan pihaknya terbuka apabila ada pihak-pihak yang dapat memberikan tambahan keterangan dalam peristiwa ini.
"Kami selalu membuka ruang apabila ada informasi baru apapun, saksi-saksi dari yang memahami dan mengetahui peristiwa yang terjadi untuk kami periksa yang nanti jadi tambahan dalam penyidikan," jelasnya.
Rekonstruksi Penembakan Laskar FPI, 58 Adegan di 4 TKP
Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya, dan Polres Karawang melakukan rekonstruksi di empat titik dengan total sebanyak 58 reka adegan terkait kasus penyerangan Laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek Km 50.
"Dalam proses rekonstruksi malam ini setidaknya ada 58 adegan rekonstruksi," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono saat meninjau langsung proses rekonstruksi, Senin (14/12).
Dalam rekonstruksi tersebut terungkap jika dari empat lokasi dan 58 adegan, diketahui bagaimana kejadian insiden baku tembak antara FPI dan Kepolisian, hingga tewasnya enam orang tersebut.
Mulai dari TKP pertama tepatnya di depan Hotel Novotel, Jalan Karawang Internasional, setidaknya ada sembilan adegan. Sementara lokasi II yakni, selepas bundaran Jalan Karawang Internasional hingga Gerbang Tol Karawang Barat arah Cikampek ke Rest Area KM 50 ada empat adegan.
Sedangkan di Rest Area KM 50 yang menjadi TKP ketiga penyidik melakukan adegan rekonstruksi sebanyak 31. TKP terakhir yakni, Tol Japek selepas Rest Area KM 50 hingga KM 51 200, penyidik memperagakan 14 adegan.
Dalam rekonstruksi ini digelar secara transparan ke masyarakat ini setidaknya menghadirkan saksi sebanyak 28 orang. Bahkan, empat diantaranya merupakan polisi yang menjadi korban dalam penyerangan tersebut.
"Jumlah saksi yang dihadirkan malam ini ada 28 orang. Saksi korban ada empat," ujar Argo.
Sementara terdapat barang bukti yang dihadirkan pada rekonstruksi, diantaranya dua unit mobil anggota, satu unit mobil tersangka, enam pasang pakaian tersangka, senjata tajam dan dua senjata api rakitan peluru 9 MM.
Rekonstruksi Awal di Hotel Novotel, Karawang
Adegan dimulai di seberang Hotel Novotel Karawang, di mana saat itu dua orang di mobil laskar FPI mengarahkan sebuah pistol ke mobil petugas. Hal ini dibalas oleh polisi. Di dalam mobil laskar FPI hanya terdapat enam orang.
Namun tidak ada baku tembak di sana. Kemudian lokasi berganti ke Jembatan Madani tidak jauh dari Gerbang Tol Karawang Barat. Di sini juga belum terjadi baku tembak antara polisi dengan laskar FPI.
Kendaraan lain rombongan FPI sempat mengadang kendaraan petugas. Saat itu, empat orang pelaku turun dari mobil sambil membawa senjata tajam dan melakukan penyerangan ke arah petugas. Petugas melakukan penembakan peringatan sambil berteriak "anggota polisi, jangan bergerak".
Lalu para pelaku masuk ke dalam mobil. Tapi pelaku lainnya justru melakukan penembakan ke arah mobil petugas.
Kemudian petugas pun melakukan penembakan kembali ke arah mobil pelaku.
Lalu lokasi berganti sedikit jauh ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50. Di sana polisi yang memuntahkan peluru ke arah mobil laskar FPI.
Mengacu pada visual rekonstruksi, mobil laskar FPI awalnya berhenti. Kemudian di sebelah kanannya ada mobil petugas atau polisi.
Dalam mobil petugas terdapat tiga orang dan langsung keluar. Kemudian menodongkan senjata ke arah laskar FPI dan terjadi penembakan. Dari pengamatan, penembakan terjadi dari jarak yang cukup dekat, yakni sekitar satu meteran.
Tembakan petugas tersebut mengakibatkan dua orang laskar FPI meninggal dunia. Kemudian empat orang sisanya diminta untuk tiarap. Lantas langsung diringkus ke mobil petugas.
(mdk/rhm)