Polri: Satu Batalyon Pasukan Bakal Kalah Sama Satu Narasi
Menurutnya, saat ini sudah era mengemas narasi yang tepat baik itu melalui media sosial maupun mainstream. Karena, itu akan mengalahkan sejumlah orang.
Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya bukan hanya sebagai juru bicara saja. Tapi juga menyapa sekaligus bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat.
"Karena Polri tidak akan optimal kalau tidak ada yang membantu kami. Satu batalyon pasukan, pasukan khusus sekalipun, kalah dengan satu narasi," katanya dalam FGD di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Rabu (27/11).
-
Siapa yang menyebut masyarakat bisa memantau perkembangan penerimaan anggota Polri melalui media sosial? Terakhir, ia mengatakan masyarakat juga dapat memantau seluruh perkembangan penerimaan anggota polri melalui akun media sosial resmi SDM Polri.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Mengapa berita hoaks tentang Pegi dibebaskan dari tahanan polisi dibagikan di media sosial? Berita tersebut dibagikan oleh akun Facebook dengan nama Novita Erna Kreator, Uda Dedi, dan Pak Tri. Ketiga akun tersebut membagikan tangkapan layar sebuah video di Youtube berjudul “Duakui Salah Tangkap!! Egi Palsu Resmi Di Lepas, Hotman Paris & Ibu Putri Turun” yang diunggah oleh akun Media Populer.
-
Apa yang dilakukan Polresta Pekanbaru untuk mencegah penyebaran hoaks? Polresta Pekanbaru mengambil langkah inovatif dengan melibatkan admin media sosial publik dalam upaya mencegah hoaks dan isu sara selama Pemilu 2024.
-
Dimana Polresta Pekanbaru berdiskusi dengan para admin media sosial? Kolaborasi ini terwujud dalam diskusi santai antara Satreskrim Polresta Pekanbaru, dipimpin oleh Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra, dan sejumlah admin media sosial di salah satu kafe di Pekanbaru.
-
Bagaimana Polri meningkatkan kepercayaan publik? Sebelumya Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho mengatakan, bahwa kepercayaan publik terhadap Polri meningkat karena transformasi Polri melalui program Presisi (prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan) yang digagas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Ketika narasi itu dikemas dengan angle yang tepat, kekuatannya sangat luar biasa. Contoh, ada campaign yang luar biasa dilakukan, mengumpulkan jutaan massa untuk penyampaian pesan, itu sudah bukan eranya lagi," sambung Iqbal.
Menurutnya, saat ini sudah era mengemas narasi yang tepat baik itu melalui media sosial maupun mainstream. Karena, itu akan mengalahkan sejumlah orang.
"Sekarang eranya mengemas narasi yang tepat, itu akan mengalahkan jutaan orang yang dikumpulkan di stadion, baik itu melalui media sosial meskipun media mainstream," ujarnya.
"Ketika kita tidak mengelola dengan baik, potensi keamanan luar biasa seperti waktu case di Papua, case di Surabaya, padahal tidak ada yang meninggal di case itu, tapi dikabarkan ada yang meninggal adik-adik kita di asrama Papua. Akhirnya goyang Papua," tambahnya.
Pentingnya Pengelolaan Media
Meski begitu, apabila suatu media tidak bisa mengelola dengan baik. Maka bakal menimbulkan narasi-narasi yang negatif dan menimbulkan ujaran kebencian.
"Salah satu tokoh, beberapa waktu lalu, menyebutkan saat ini yang paling sehat pilar keempat, media. Tapi kalau kita tidak kelola dengan baik, tidak akan sehat juga. Lihat saja di media sosial begitu banyak ujaran kebencian, hoax dan narasi-narasi negatif," tutup Iqbal.
(mdk/fik)