Polri: Teroris JI Keluarkan Rp65 Juta per Bulan Untuk Biaya Operasional
Argo mengungkap, bila terdapat biaya lain selain pelatihan yaitu mengeluarkan biaya sekitar Rp300 juta untuk mengirimkan 10 sampai 12 anggotanya ke Suriah untuk bergabung bersama organisasi teroris Jabbah Nusrah.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono membeberkan jika jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) menghabiskan uang sekitar Rp65 juta untuk biaya operasional pelatihan para anggota JI. Hal itu berhasil terungkap dari keterangan Joko Priyono alias Karso yang merupakan pelatih di tempat tersebut.
"Kami sudah menanyakan kepada pelatih, tersangka Karso ini, bahwa setiap bulan itu mengeluarkan biaya sekitar Rp65 juta," kata Argo saat konferensi pers, Senin (28/12).
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Apa itu jamak taqdim? Jamak Taqdim yaitu menggabungkan dua sholat dengan cara mengerjakannya di waktu sholat yang pertama.
-
Di mana letak Jamaika? Jamaika sendiri terletak di kawasan Laut Karibia, benua Afrika.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
Argo merinci, biaya sebanyak Rp65 juta itu dihabiskan JI untuk membayar pelatih yang memberikan kemampuan seni beladiri, baik tangan kosong maupun senjata tajam, bahkan perakitan bom. Lalu, biaya makan selama pelatihan bagi para peserta, dan membeli obat-obatan.
"Kita sudah tanyakan pelatih tersangka Karso ini bahwa setiap bulan mengeluarkan biaya sekitar Rp65 juta, itu untuk bayar pelatih, untuk makan selama pelatihan, kemudian ada beli obat-obatan dan lain sebagainya," kata Argo.
Lebih lanjut, Argo mengungkap, bila terdapat biaya lain selain pelatihan yaitu mengeluarkan biaya sekitar Rp300 juta untuk mengirimkan 10 sampai 12 anggotanya ke Suriah untuk bergabung bersama organisasi teroris Jabbah Nusrah yang berafiliasi dengan Al Qaeda untuk melanjutkan pelatihan militer di sana.
"Yang bersangkutan menyampaikan sekitar Rp300 juta untuk sekali berangkat ke Suriah antara 10-12 orang, itu sekitar Rp300 juta berangkat ke Suriah," terangnya.
Atas hal itu, Argo menyampaikan jika dana pelatihan dan keberangkatan yang besar untuk operasional JI, didapatkan dari dana infaq setiap anggota yang jumlahnya mencapai 6.000 orang.
"Kalau diumpamakan misalnya satu orang itu mengirimkan Rp100.000, kali 6.000 sudah Rp600 juta," kata Argo.
Bahkan, Argo tak menutup kemungkinan jika dana yang berhasil diraup JI dari infaq para anggotanya bisa lebih dari Rp600 juta karena banyak yang memberikan lebih dari Rp100 ribu. Namun demikian dia belum bisa merincikan satu persatu secara detail.
"Karena memang banyak yang berprofesi seperti wirausaha, tapi kita tidak bisa menyebutkan satu persatu detailnya seperti apa, karena masih proses penyidikan dari Densus," jelasnya.
Ada 12 Lokasi Lain Pelatihan Teroris JI
Sebelumnya, Polisi berhasil mengungkap jika terdapat 12 lokasi yang menjadi tempat pelatihan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang tersebar di Jawa Tengah. Hal itu menyusul terbongkarnya pusat latihan Jaringan Teroris JI yang terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah.
"Kita sudah melihat bagaimana lokasinya untuk yang di Semarang. Tentunya JI ini mempunyai beberapa lokasi lain di Jawa Tengah," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono sata konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/12).
Kendati demikian, Argo belum bisa menjelaskan lebih detail terkait lokasi pelatihan yang lainya. Ia hanya menyebutkan jika terdapat 12 lokasi lagi yang diduga menjadi lokasi pelatihan pemuda JI.
"Saya tidak bisa menyebutkan lokasinya dimana, tetapi ada 12 lokasi di Jawa Tengah. Aalah safunya di Unggaran yang sudah kita tengok kesana kita lihat, seperti apa pelatihan tersebut," kata Argo.
Oleh karena itu, Argo mengatakan jika JI menggunakan beberapa lokasi untuk melakukan pelatihan terhadap anak-anak muda yang diproyeksikan menjadi pasukan JI.
"Kota sampaikan itu (pelatihan) ada di suatu tempat seperti rumah vila di beberapa rumah yang digunakan. Tentunya konsep pelatihan disana pertama bela diri tangan kosong, kedua melempar pisau, ketiga menggunakan senjata tajam dalM bentuk pedang maupun samurai. Dan juga peraktian bom dan melatih penyergapan," sebutnya.
"Itu dilakukan ya bagaimana penyergapan dilatih oleh seseorang yang sudah kita tahan itu pengajarnya bernama Joko Alias Karso," tambahnya.
Selain itu terkait pelatih JI, Argo mengatakan jika pihaknya telah berhasil mendeteksi terdapat delapan orang yang bertugas merekrut calon anggota sebagaimana yang diintruksikan Karso.
(mdk/rnd)