Prediksi Tsunami, Menristek Minta Warga Tak Panik Namun Tetap Waspada
"Gempa belum bisa diprediksi dari awal. Jadi, dari riset ini untuk kita lebih waspada dan antisipatif terhadap gempa dan tsunami," ucapnya.
Menteri Riset dan Teknologi/ Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menyatakan Indonesia dapat meningkatkan mitigasi bencana terkait gempa dan tsunami.
Sebab kata dia, Indonesia mempunyai wilayah sabuk api atau mempunyai potensi bencana alam. Mulai dari gunung meletus hingga tsunami.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan Museum Tsunami di Banda Aceh didirikan? Museum Tsunami menjadi monumen untuk memperingati bencana tsunami yang melanda Aceh pada penghujung 2004.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
"Yang harus kita lakukan kita mengedepankan mitigasi bencana. Pertama kita harus punya knowledge informasi pengetahuan dan tentunya segala macam sejarah, local wisdom yang kita tahu," kata Bambang dalam diskusi daring di YouTube Kemenristek/Brin, Rabu (30/9/2020).
Dia menyatakan memperkuat teknologi juga penting dalam kesiapsiagaan atau mitigasi sebelum bencana terjadi. Sebab secara metodologi atau teori yang bisa memprediksi kapan terjadi gempa.
Selain itu Bambang juga mengharapkan masyarakat tidak merasa ketakutan terkait adanya hasil penelitian terkait gempa dan tsunami.
"Gempa belum bisa diprediksi dari awal. Jadi, dari riset ini untuk kita lebih waspada dan antisipatif terhadap gempa dan tsunami," ucapnya.
Sebelumnya, Tim Riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkap potensi gempa besar yang dapat memicu tsunami di selatan pulau Jawa.
Salah seorang anggota tim peneliti tersebut, Endra Gunawan menjelaskan bawah selatan Jawa memang telah diketahui sebagai tempat sumber gempa.
"Nah itu kita bisa deteksi, kita bisa olah, analisis. Dari analisis tersebut menunjukkan bahwa ada potensi saat pengumpulan energi itu yang terjadi di selatan Jawa," kata Endra kepada Liputan6.com, Kamis (24/9/2020).
Kata Endra, kesimpulan tersebut didapat dari data global positioning system (GPS) dengan tingkat akurasi tinggi. Perbandingan dengan GPS di gawai yang biasa kita pakai itu memiliki akurasi belasan meter. Tapi GPS yang digunakan pada penelitian tersebut, kata Endra hingga akurasi satuan milimeter.
"Dari data GPS bisa menangkap prosesi tadi, siklus (gempa) itu tadi," ungkap dia.
Menurut Endra, sebaran potensi gempa besar ada di selatan Jawa Barat, selatan Yogyakarta, selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Selatan Jawa Barat itu kan belum gempa juga, paling-paling Pangandaran itu masih kecil. Tapi tidak sebesar di Aceh kan?," katanya.
(mdk/ded)