Profil Terawan, Menteri Era Jokowi Kini Jadi Penasihat Khusus Presiden Prabowo
Terawan sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan periode 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020.
Presiden Prabowo Subianto memberikan kepercayaan kepada Letnan Jenderal TNI (Purn.) Terawan Agus Putranto sebagai Penasihat Khusus Presiden urusan Kesehatan Nasional. Pelantikan dilangsungkan di Istana Negara pada hari ini, Selasa (22/10).
Pria kelahiran 5 Agustus 1964 itu sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan periode 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020.
- Profil Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan Era Jokowi yang Dipilih Lagi Prabowo
- Profil Tiga ‘Orang Jokowi’ yang Masuk Kabinet Prabowo
- Jokowi Sebut Prabowo Lantik Menteri Senin 21 Oktober 2024
- Profil Menteri PDIP Utusan Megawati Bisiki Prabowo, Pesan Pentingnya Diungkap Depan Jokowi
Lulusan Fakultas Kedokteran UGM itu langsung mengabdi sebagai dokter TNI Angkatan Darat. Ia menghabiskan kariernya di dunia medis dengan menemukan metode baru, terapi cuci otak, untuk pengobatan stroke.
Terawan juga pernah menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.
Sebelum bergelut dengan ilmu kedokteran, Terawan memulai pendidikan awal di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta pada tahun 1977, SMP Negeri 2 Yogyakarta pada tahun 1980 dan SMA Bopkri 1 Yogyakarta pada 1983.
Setelah lulus S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Terawan mengambil S2 Spesialisasi Radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya dan S3 Doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Dia juga mengambil pendidikan di Sepamilwa ABRI pada tahun 1990.
Mendalami dunia medis, Terawan menemukan metode brain flushing untuk penderita stroke. Metode ini mengundang pro dan kontra di kalangan praktisi dan akademisi kedokteran.
Dalam pengalamannya, pasien bisa sembuh dari stroke selang 4-5 jam pasca operasi. Metode pengobatan tersebut bahkan telah diterapkan di Jerman dengan nama paten ‘Terawan Theory’.
Atas pengabdiannya, Terawan mendapatkan sejumlah penghargaan. Di antaranya penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Substraction Angiogram (DSA) terbanyak.
Kala menjadi Menteri Kesehatan, Terawan harus berhadapan dengan Pandemi Covid-19. Walaupun berhasil mengevakuasi 188 warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di kapal pesiar Dream World, dia juga membuat sejumlah pernyataan kontroversi.
Terawan sempat menyatakan bahwa flu biasa lebih berbahaya daripada Covid-19. Belum lagi pernyataan yang menganggap percuma orang sehat pakai masker juga telah memancing kontroversi tersendiri. Bahkan, dia pernah menyarankan masyarakat enjoy aja terkait virus corona guna mempertahankan imun tubuh.
Karir
* Pama Korem 072/Pamungkas (1990)
* Dokter Yonif 742/SWY Korem 162/WB (1992–1994)
* Kanit Rikkes RS Tingkat IV Wira Bakti Denkesyah Mataram (1994–1996)
* Kaur Yanmed RS Tingkat IV Wira Bhakti Denkesyah Mataram (1994–1996)
* Kasi Kesmil Kesdam IX/Udayana (1996–1997)
* Tim Dokter Kepresidenan RI (2009–2019)
* Kepala RSPAD Gatot Soebroto (2015–2019)
* Menteri Kesehatan (2019-2020)
Organisasi
* Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia.
* Ketua World International Committee of Military Medicine.
* Ketua ASEAN Association of Radiology.