Protes pabrik semen, warga Gunung Kendeng mengecor kaki depan Istana
Protes ini pernah disampaikan 1 tahun lalu di tempat yang sama.
Puluhan ibu-ibu menggelar aksi membongkar belenggu semen di depan Istana Negara pada Selasa (12/4). Aksi ini sebagai bentuk protes kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas fenomena yang dialami rakyat di sekitar pegunungan Kendeng yang telah terampas ruang hidup dan kehidupannya lantaran hadirnya pabrik semen.
Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Gunritno mengatakan aksi ini adalah bagian dari komitmen untuk terus menyampaikan suara kebenaran dari rakyat Kendeng yang pernah disampaikan 1 tahun lalu di tempat yang sama yaitu depan Istana Negara. Hingga saat ini, nasib warga Kendeng masih sama dengan satu tahun yang lalu di mana belum menemukan titik terang atas persoalan yang dihadapi.
-
Kenapa para kepala desa melakukan demo di depan Gedung DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa saja yang ikut berdemo di depan gedung DPR RI? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Kapan Farel Prayoga tampil di Istana Negara? Sejak tampil memukau di Upacara HUT-RI ke-77 di Istana Negara dengan lagu "Ojo Dibandingke" karya Abah Lala, namanya semakin dikenal luas.
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Kapan Paus Fransiskus menyampaikan pidato di Istana Negara Jakarta? Paus Fransiskus menyampaikan pidato sambutannya di Istana Negara Jakarta, Rabu (4/9/2024).
"Karena itu kami aksi kembali mengingatkan dan mengetuk kembali para penguasa negeri dan bapak/ibu kami di negara ini. Kepada siapa mengadu kalo bukan kepada bapak/ibu kami sendiri," ujar Gunritno dalam keterangan persnya yang diterima merdeka.com, Rabu (13/4).
Gunritno menuturkan melalui aksi ini warga Kendeng ingin menagih janji Presiden Jokowi untuk rakyat kecil sebagaimana yang telah dituangkan dalam Nawa Cita yaitu membangun dari pinggiran (desa). Warga Kendeng membutuhkan perairan untuk kelangsungan pertanian dan kehidupan yang berkelanjutan.
"Kami tidak butuh semen kami butuh tanah dan air untuk pertanian kami, untuk kehidupan kami dan untuk anak cucu kami sekarang dan akan datang," ungkap Gunritno.
Dalam aksinya, jelas Gunritno, ibu-ibu sengaja menyemen kaki mereka sebagai simbol nasib rakyat sekitar gunung kendeng sekarang ini. Karena pabrik semen bukan hanya menghancurkan lingkungan dan sumberdaya alam, pertanian, sumber mata air tetapi juga membelenggu hidup di masa akan datang.
"Jika ruang hidup kami hancur dan rusak, bukan hanya hidup kami sekarang yang terancam juga masa depan anak cucu kami juga terancam," jelasnya.
Berikut tuntutan yang disuarakan warga Kendeng dalam aksi membongkar belenggu semen,
1. Sudah saatnya kita segera selamatkan lingkungan dan sumberdaya alam kita (gunung, sumber mata air, pertanian, bumi, tanah, air, dsb) demi warisan masa depan anak cucu kita nanti, bukan hanya untuk kita hari ini.
2. Segera dihentikan proyek dan pembangunan yang mengabaikan nilai dan prinsip-prinsip keberlanjutan layanan alam untuk kesejahteraan rakyat. Pabrik semen di pegunungan Kendeng adalah salah satu contohnya. Dan pasti banyak yang sejenis di seluruh nusantara. Jika tidak, maka rakyat akan semakin sulit percaya bahwa negara betul-betul membela kepentingan dan nasib rakyatnya. Padahal jelas UUD 1945 pasal 33 jelas bahwa seluruh kekayaan nasional bertujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
3. Kami juga menyerukan dan mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa kita adalah bagian dari anak negeri dan warga negara yang punya hak yang sama untuk hidup sejahtera dan diperlakukan secara adil di negeri ini dengan cara kehidupan kami, bukan hanya untuk kehidupan saat ini tapi juga demi anak cucu kami. Karena itu sudah seharusnya kita semua bisa berjuang bersama-sama menyelamatkan bumi dan alam di negeri tercinta ini.
(mdk/eko)