Proyek Hambalang dibangun di wilayah rawan bencana
"Di lokasi proyek ada patahan. Sesar dangkal yang kecil," kata Idrus.
Fakta soal kusutnya pembangunan proyek Pusat Pendidikan Pelatihan serta Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, satu persatu makin terungkap. Dalam persidangan mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Deddy Kusdinar, proyek menyedot anggaran Rp 2,5 triliun itu ternyata nekat dibangun di atas kawasan rawan bencana.
Hal itu diungkap oleh Direktur Geo Invest, Idrus, yang bersaksi dalam sidang Deddy hari ini. Idrus mengatakan perusahaannya dikontrak oleh PT Yodya Karya yang mendapatkan lelang proyek manajemen konstruksi proyek Hambalang, selain PT Ciriajasa Cipta Mandiri.
Idrus mengatakan, setelah dikontrak, dia kemudian melakukan penyelidikan tanah di sekitar proyek Hambalang. Menurut dia, sifat tanah di proyek Hambalang adalah ekspansif (tidak liat). Dari penelitiannya juga ditemukan banyak titik rawan longsor di proyek itu.
"Banyak titik-titik rawan longsor. Setelah saya bor dengan kedalaman 2 sampai 4 meter tanahnya ekspansif. Kalau tanahnya diangkat, dicampur cairan kemudian dikeringkan jadinya seperti kerupuk. Lebih dari itu baru ketemu lapisan tanah yang keras," kata Idrus saat bersaksi dalam sidang Deddy di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (17/12).
Idrus juga mengatakan, sangat sulit menemukan air di kawasan proyek Hambalang. Padahal, dia sudah melakukan tes geolistrik, yakni mencari sumber air dengan cara mengalirkan listrik ke tanah dan mendeteksi lapisan tanah lebih dari 20 meter. Tetapi, lanjut dia, tetap saja hasilnya nihil.
Namun, justru dari tes geolistrik itu Idrus menemukan fakta mencengangkan. Yakni adanya patahan di bawah lokasi proyek Hambalang. Menurut dia, hal itu sangat berbahaya dan memiliki risiko bencana sangat tinggi.
"Di lokasi proyek ada patahan. Sesar dangkal yang kecil. Kalau daerah pernah gempa atau longsor pasti ada patahan. Patahan itu akan terus terjadi dan tidak pernah berhenti," ujar Idrus.