Proyek Kampung Bahari Semarang terkendala pembebasan lahan
Proyek Kampung Bahari Semarang terkendala pembebasan lahan. Berdasarkan hasil evaluasi, juga ditemukan adanya kendala terkait pembebasan lahan. Dari total 52 rumah yang akan dibebaskan pada anggaran perubahan, masih ada beberapa yang enggan untuk dilakukan pembebasan.
Memastikan berbagai program pembangunan berjalan lancar, Senin (10/7) Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) langsung di Lokasi Kampung Bahari Tambaklorok, Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dari pantauan dan evaluasi di Lapangan bersama dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Bappeda Kota Semarang, diketahui proyek sudah berjalan 87 persen dari target penyelesaian pada bulan Oktober 2017 mendatang.
Berdasarkan hasil evaluasi, juga ditemukan adanya kendala terkait pembebasan lahan. Dari total 52 rumah yang akan dibebaskan pada anggaran perubahan, masih ada beberapa yang enggan untuk dilakukan pembebasan.
Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi ini meminta, pihak kontraktor untuk melakukan pendataan yang akan segera ditindaklanjuti dengan pendekatan langsung.
"Hasil evaluasi, masih ada 52 rumah yang harus dibebaskan lahannya pada anggaran perubahan. Sudah banyak yang setuju dan mendukung tetapi ada juga yang belum," ungkap Hendi.
Hendi merasa optimis, proyek ini harus terealisasi mengingat nilai kemanfaatan yang sangat besar untuk warga masyarakat dan nelayan. "Namun, saya optimis warga akan memahami jika diberikan pemahaman dan pendekatan budaya," ujar Hendi.
Tak hanya mengentaskan kawasan dari kekumuhan, Hendi juga membeberkan proyek Kampung Bahari ini juga akan memberikan akses yang jauh lebih nyaman dan bagus bagi warga serta nelayan.
"Di antaranya akses jalan yang semula hanya 5 meter akan dibetonisasi dan dilebarkan hingga 20 meter serta rehabilitasi pasar dan tempat pelelangan ikan," beber Hendi.
Proyek Kampung Bahari yang digagas oleh Presiden Joko Widodo ini, menurut Hendi, direncanakan targetnya harus rampung dalam 2 tahun anggaran.
Saat menemui kontraktor, Hendi juga ingin memastikan ketepatan waktu agar proyek Kampung Bahari dapat terselesaikan sesuai kontrak yakni pada bulan Oktober tahun ini.
"Dari hasil evaluasi, ditemui pula kendala sosial di mana jalur menuju lokasi pembangunan banyak dipakai untuk hajatan warga," terangnya.
Menanggapi hal ini, Hendi menambahkan, pihaknya meminta adanya komunikasi yang lebih intensif antara pihak kontraktor, pihak kelurahan, pihak kecamatan serta warga masyarakat sekitar proyek berlangsung.
"Proyek pembangunan Kampung Bahari ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga sekitar serta mampu menjadi solusi bagi penataan kawasan kumuh sehingga memberi kenyamanan bagi warga masyarakat. Selain itu, nantinya perahu nelayan akan diberi kemudahan akses sehingga bisa parkir di dekat rumah warga atau perkampungan masing-masing," pungkas Hendi.