PT KAI janji carikan solusi tempat tinggal bagi warga bantaran rel KA Bandara Solo
Berdasarkan data dari Pemerintah Kota (Pemkot), di wilayah Solo terdapat 594 rumah yang menempati bantaran rel di jalur Stasiun Solo Balapan-Bandara Adi Soemarmo. Ratusan rumah tersebut tersebar di tiga kelurahan, yakni Gilingan, Nusukan dan juga Kadipiro.
Proyek pembangunan jalur kereta api (KA) yang menghubungkan Stasiun Solo Balapan dengan Bandara Internasional Adi Soemarmo terus berjalan. Pembebasan lahan ditargetkan selesai akhir November 2017.
Direktur Edi Sukmoro mengatakan, akan mencarikan solusi bagi warga bantaran rel yang terkena dampak pembangunan tersebut. Bukan saja ongkos bongkar bangunan yang menempati lahan milik negara atau PT KAI, namun juga solusi ke depan agar warga yang menempati bantaran memiliki tempat tinggal.
"Kalau rumah-rumah itu ada di daerah teritorinya kereta api (PT KAI), maka kita akan lakukan penertiban atau sosialisasi dengan baik. Jadi memang harus dicarikan solusi, bagaimana warga ini, juga di kemudian hari punya tempat tinggal," katanya di Solo, Senin (26/11).
Berdasarkan data dari Pemerintah Kota (Pemkot), di wilayah Solo terdapat 594 rumah yang menempati bantaran rel di jalur Stasiun Solo Balapan-Bandara Adi Soemarmo. Ratusan rumah tersebut tersebar di tiga kelurahan, yakni Gilingan, Nusukan dan juga Kadipiro.
Pada kesempatan sebelumnya, Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo meminta agar PT KAI memberikan hunian bagi 594 warga yang akan digusur. Rudyatmo menilai, program relokasi lebih tepat dibandingkan hanya memberikan uang bongkar.
"Kami mengusulkan agar mereka tidak hanya diberikan uang bongkar saja, tetapi direlokasi. Diberikan tempat hunian lain untuk menggantikan hunian yang digusur," jelasnya.