Puja-puji Ketua MPR hingga Ahok pencalonan Tito sebagai Kapolri
Terpilihnya Tito membuat banyak pihak memberikan komentar positif.
Presiden Joko Widodo mencalonkan Komisaris Jenderal Tito Karnavian sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Jenderal bintang tiga termuda itu merupakan lulusan terbaik Akademi Kepolisian 1987.
Keputusan ini cukup mengejutkan karena dari segi angkatan Tito paling muda, dan masa pensiunnya masih 6 tahun. Selain itu, dukungan partai di parlemen, terutama PDI Perjuangan getol menyorongkan Wakapolri Komjen Budi Gunawan.
Bahkan keputusan Jokowi ini mendapatkan respon positif dari semua kalangan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan hingga Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap keputusan ini sudah tepat. Bahkan beberapa menteri juga ikut ambil suara mendukung Tito menjadi Trunojoyo satu.
Berikut puja-puji Ketua MPR hingga Ahok pencalonan Tito sebagai Kapolri:
-
Kapan M. Hasan menjabat sebagai Kapolri? Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Mohamad Hasan adalah seorang Kepala Kepolisian Republik Indonesia di era Orde Baru (1971-1974) dan pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia dari tahun 1974 hingga 1978.
-
Kapan Ari Dono Sukmanto menjabat sebagai Kapolri? Dia menjabat antara 23 Oktober 2019 hingga 1 November 2019 alias 1 pekan 2 hari.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kenapa Ari Dono Sukmanto menjadi Kapolri? Saat itu Ari yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas.
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
Ketua MPR: Sarat prestasi, Komjen Tito tak perlu diragukan
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menilai, Komjen Tito layak menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Salah satunya karena memiliki segudang prestasi.
"Saya kenal, tahu persis beliau itu kan lulusan terbaik. Sarat prestasi dan tidak perlu diragukan," ungkap Zulkifli di kediamannya di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (15/6).
Zulkifli mendukung penuh keputusan Presiden mencalonkan Komjen Tito. Pihaknya akan berjuang agar Tito bisa lolos menjadi Kapolri.
"Karena cuma satu nama dan untuk itu akan kita sukseskan," ucapnya.
Menteri Khofifah sebut Komjen Tito jenderal yang jenius
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memandang terpilihnya Komjen Pol Tito Karnavian sangat tepat untuk menggantikan Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kapolri. Hal ini dilihat olehnya semasa bekerja sama dengan Tito di Densus 88.
"Saya itu dari dulu muslimat sudah kerja sama sama BNPT, kita flaning ke berbagai provinsi menginisial forum komunikasi pemberantasan terorisme. Dari situ dulu pak Tito di Densus, jadi sama-sama ke daerah beliau narsumnya, saya mitra BNPT yang menyiapkan SKPT berbagai provinsi. Beliau saya lihat sangat cemerlang ini jenderal yang smart dan beliau PSD terbaik," ujar Khofifah saat ditemui di Komplek Widya Chandra IV No. 18, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (15/6).
Atas itu semua, kata Khofifah, Tito sangat pas dan jenius meskipun ada calon-calon yang lainnya. "Saya rasa beliau (Tito) sedikit lebih dari jenderal kita yang miliki jenius yang sangat tinggi," ujarnya.
"Saya kenal sudah lama, beliau sangat cemerlang. Sedikit jenderal yang memiliki kualifikasi pendidikan beliau," pungkasnya.
Puji pilihan Jokowi, Fahri sebut Tito jenderal tak kontroversial
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku kaget Presiden Jokowi ternyata memilih Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri. Dia merespons positif sikap Jokowi tersebut sebab Tito jenderal yang tidak kontroversial.
"Saya sendiri beri apresiasi kepada presiden karena memilih yang tidak ada kontroversinya. Pak Tito jenderal termuda. Ini beri isyarat baik dari presiden ingin memberi percepatan reformasi dalam tubuh kepolisian," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/6).
Politikus PKS yang tengah bermasalah dengan partainya ini menilai, DPR akan memuluskan langkah Tito. Sebab menurutnya DPR melihat Tito sebagai figur yang mampu menyatukan senior dan junior di Polri.
"Pak Tito berani karena beliau sukses pimpin Densus dan dikenal sebagai penegakan hukum secara khusus tindak pidana terorisme. Pak Tito juga harus merancang penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi. Mengambil korupsi menjadi isu utama di kepolisian," tuturnya.
Fahri menjelaskan bahwa usulan Jokowi tersebut harus diproses DPR dalam 20 hari kerja. Maka dari itu besok pimpinan DPR akan menggelar rapat Bamus lalu dilanjutkan rapat paripurna.
"Persetujuan rapat paripurna, pembahasan kapolri diberikan di komisi III. Maka pekan depan komisi III bisa langsungkan fit and propertest. Saya kira ini bisa cepat," pungkasnya.
Fadli Zon sebut sosok Tito Karnavian bisa diterima semua pihak
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai pemilihan Komjen Tito Karnavian dapat mempercepat regenerasi di Korps Bhayangkara.
"Ini sudah ada perhitungannya, kalau ada lompatan bisa mempercepat juga regenerasi di Polri. Tidak ada masalah, yang penting punya kapasitas dan visi," ujar Fadli Zon saat dihubungi wartawan, Jakarta, Rabu (15/6).
Menurutnya, kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini merupakan sosok yang berprestasi dan bisa diterima semua pihak.
"Pilihan tepat, pilihan bagus. Kalau di kami (Partai Gerindra) tidak ada masalah melihat sosok Pak Tito," ungkapnya.
Ke depannya, pihaknya segera mempercepat proses calon kapolri tunggal tersebut. Sehingga sebelum masa reses anggota dewan dapat terselesaikan di Sidang Paripurna pada 28 Juni mendatang.
"Besok kita proses cepat, kan Badrodin pensiun 24 Juli, saya kira bisa sebelum reses 28 Juli, pasti selesai," tutup Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Ahok sebut doanya untuk Komjen Tito manjur
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Komjen Pol Tito Karnavian memiliki potensi untuk menjabat sebagai Kapolri lebih dari satu periode. Bahkan dia memprediksikan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini bisa menjabat selama 7 tahun.
Basuki atau akrab disapa Ahok mengungkapkan, prediksi ini mengingat usia Tito yang masih tergolong muda. Sebab mantan Kapolda DKI Jakarta ini masih berusia 51 tahun. Sementara, berdasarkan aturan, seorang polisi akan memasuki masa pensiun sekitar umur 58 tahun.
"58 ya (usia pensiun). Tujuh tahun dong," kata Ahok usai meresmikan RPTRA Dahlia, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (15/6).
Di mata Ahok, Tito adalah sosok polisi yang memiliki intelegensi tinggi. Apalagi, katanya, jenderal bintang tiga itu lulusan luar negeri dan bergelar Ph.D bidang ilmu strategi. Sehingga, menurut Ahok, Tito pantas menggantikan Badrodin Haiti memimpin Korps Bhayangkara.
"Ya Pak Tito kan juga memang gayanya cepat, dia cerdas ya. Pak Tito ini kan orangnya cerdas banget. Ph.D loh beliau. Jadi ini Kapolri PHD ini, dari luar negeri. Dan reputasi juga diakui di luar negeri. Polisi yang cerdas," jelasnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menilai, Budi Gunawan adalah pesaing terberat Tito menjadi Trunojoyo satu. Alasannya karena mantan Kapolda Bali ini memiliki prestasi yang baik. Namun, dia mengungkapkan lebih memilih Tito karena masa bakti yang terbilang masih panjang. Sehingga dapat membuat prestasi sekaligus reformasi ke arah yang lebih baik di Kepolisian.
"Jadi kita berharap dengan umur dia yang masih panjang begini reformasi di kepolisian jadi bisa lebih panjang. Biasanya Kapolri kan pendek-pendek ya (masa jabatannya) tentu kita berharap banyak," pungkas Ahok.
Â
(mdk/tyo)