Puluhan bayi di Bekasi menderita gizi buruk
Kabid Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supri mengatakan, mayoritas penderita gizi buruk di wilayahnya merupakan keluarga miskin. Hasil itu berdasarkan laporan dari seluruh petugas kesehatan di wilayahnya.
Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mencatat jumlah balita penderita gizi buruk di Bekasi mencapai 40 orang. Mayoritas penyebab gizi buruk karena minimnya pengetahuan orangtua akan kebutuhan gizi bagi anak.
Kabid Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supri mengatakan, mayoritas penderita gizi buruk di wilayahnya merupakan keluarga miskin. Hasil itu berdasarkan laporan dari seluruh petugas kesehatan di wilayahnya.
"Kondisi ekonomi menjadi penyebab utama, bayi kekurangan gizi buruk," katanya, Kamis (8/12).
Selain itu, kata dia, minimnya pengetahuan orangtua dalam memberikan ASI juga mendorong balita kekurangan asupan gizi. Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk di rumah juga dapat berimbas pada kondisi kesehatan anggota keluarga karena dapat mencemari beberapa bahan makanan yang akan diolah menjadi masakan.
"Faktor makanan yang sangat berpengaruh," tambahnya.
Supri mengklaim pola penanggulangan yang dilakukan pihaknya dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita di Rumah Sakit untuk mendapatkan perhatian medis secara penuh.
Selain itu, lanjut dia, Dinkes bekerjasama dengan Bappeda untuk penanggulangan gizi buruk tersebut. Sebab, Bappeda yang mengelola anggaran dari Corporate Social Responsbilty (CSR) perusahaan swasta. Sehingga, dana CSR itu untuk membantu penderita gizi buruk.