Puluhan Warga Karanganyar Diduga Keracunan Takjil yang Disantap saat Buka Bersama
Seorang warga meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami gejala mual, pusing, dan muntah karena diduga keracunan takjil di Dusun Puntuk Ringin RW 8 Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah. Aparat terkait masih menyelidiki kejadian ini.
Seorang warga meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami gejala mual, pusing, dan muntah karena diduga keracunan takjil di Dusun Puntuk Ringin RW 8 Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah. Aparat terkait masih menyelidiki kejadian ini.
"Saya sahur tadi mendapatkan informasi bahwa ada 1 orang yang meninggal. Ini baru diautopsi di RSUD Dr Moewardi, apakah karena sudah sepuh (lanjut usia) usianya 71 tahun atau karena lainnya. Kami belum tahu hasil autopsinya," ujar Sri Suwarni, Plt Camat Karangpandan saat dihubungi, Senin (10/5).
-
Makanan apa yang bikin gemuk saat puasa? Mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan kalori saat berbuka dapat menyebabkan penumpukan kalori berlebih dan penambahan berat badan.
-
Kapan waktu berbuka puasa? Setelah imsak, umat Islam sudah diharuskan berpuasa hingga waktu berbuka tiba yaitu ketika adzan Magrib.
-
Bagaimana cara ucapan buka puasa mewarnai momen berbuka? Saat waktu berbuka tiba, kata-kata ucapan yang mengandung keramahtamahan dapat mewarnai momen tersebut.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan selamat berbuka puasa? Kata ucapan selamat berbuka puasa singkat bisa dibagikan kepada keluarga dan orang-orang terdekat.
-
Kapan sikat gigi saat puasa dihukumi makruh? Menurut Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam Nihayatuz Zain yang dikutip dari NU Online, berkumur dan sikat gigi saat puasa hukumnya makruh. ومكروهات الصوم ثلاثة عشر: أن يستاك بعد الزوالArtinya, “Hal yang makruh dalam puasa ada tiga belas. Salah satunya bersiwak setelah zuhur,” (Lihat Nihayatuz Zein fi Irsyadil Mubtadi’in, Cetakan Al-Maarif, Bandung, Halaman 195).
-
Kapan makam tersebut di buka? Pada April lalu, para arkeolog menemukan makam Etruria yang sebelumnya tidak diketahui di nekropolis Osteria di Vulci. Jumat lalu, makam tersebut akhirnya dibuka oleh pemerintah lokal Montalto di Castro, yang mengumumkan temuannya dalam sebuah unggahan di Facebook.
Terkait kronologi peristiwa itu, Suwarni menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterimanya, pada Sabtu (8/5) sore ada pembagian takjil sekaligus buka bersama di masjid desa.
"Katanya buka bersama, bareng-bareng. Nasi bungkus, dengan lauk oseng-oseng kacang, kemudian tempe bacem dan telur, terus ada es buahnya," katanya.
Kegiatan itu diikuti warga RT 02 dan 03 RW VIII, Dusun Puntuk Ringin, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan. Keesokan harinya warga merasakan gejala mual dan pusing.
"Paginya masih aktivitas biasa. Terus jam setengah sembilan katanya ada yang pusing-pusing dan mual, terus panik. Terus sampai sore, mau periksa tidak berani," katanya.
Setelah Minggu malam semakin banyak warga yang merasakan keluhan yang sama. Bahkan ada salah seorang warga yang pingsan.
Kondisi itu membuat takmir masjid panik. Mereka akhirnya minta bantuan kepada relawan untuk mendatangkan mobil ambulans.
Ada belasan mobil ambulans yang didatangkan untuk mengangkut warga yang sakit ke puskesmas dan rumah sakit.
"Setelah ada yang muntah dan pingsan, ada yang dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit. Jadi reaksinya itu alon-alon (pelan-pelan)," katanya.
"Saya juga nggak habis pikir, kok orang desa makan nasi oseng-oseng, tempe bacem kok keracunan," keluhnya.
Seusai mendapatkan laporan, Suwarni segera berkoordinasi dengan kepala desa dan mendatangi lokasi. Dia mendapat laporan sekitar 50 warga mengalami gejala keracunan.
Dari jumlah itu, sekitar 15 orang dirawat di puskesmas tapi sebagian sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Sementara itu, 16 orang dirawat di RSUD Karanganyar. Seorang pasien yang berusia lanjut dilaporkan meninggal dunia.
Kepala Desa Gerdu Very Kurnyanto membenarkan jika salah satu warga yang dirawat meninggal dunia. "Ada satu yang meninggal dunia tadi, namanya Bu Darmi. Jenazahnya masih ada di RSUD Karanganyar," ujar Very.
Dia menyebut, berdasarkan pendataan ada 29 warga di RT 2 yang terpaksa dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas karena mengalami gejala mual, muntah dan diare. Sedangkan data sementara warga RT 3 ada sekitar 30 orang.
Mereka dibawa ke puskesmas maupun rumah sakit dengan mobil ambulans selepas salat tarawih Minggu (9/5) malam. Warga yang dilarikan ke RSUD Karanganyar dan Puskesmas Karangpandan sebagian besar masih di bawah umur.
"Makanan takjil yang disediakan, itu nasi bungkus lauknya oseng kacang panjang dan es buah. Mereka mulai mengeluh mual pada hari Minggu," katanya.
Menurut Very, sudah menjadi kebiasaan warga setempat setiap magrib berbuka di masjid. Pada hari Sabtu (8/5) lalu, kebetulan giliran warga RT 2 dan RT 3 yang menyediakan makanan takjil.
"Biasanya warga memasak sendiri untuk takjil. Sebenarnya itu untuk anak-anak TPA, tapi sebagian ada yang dibawa pulang, dimakan di rumah," katanya.
Very menyampaikan, seusai mendapatkan laporan bahwa ada warga yang mengeluh mual, dia bersama bidan desa langsung ke rumah warga untuk mengecek kondisi mereka.
"Kami juga mendirikan posko khusus guna memantau kondisi kesehatan warga yang masih dirawat di puskesmas dan rumah sakit," katanya.
Kepala Puskesmas Karangpandan Wahyu Purwadi Rahmat mengemukakan, kebanyakan warga mengeluh pusing, panas, mual, muntah dan diare.
"Sampel bahan makanan atau takjil sudah dibawa ke puskesmas dan kita kirim ke Dinas Kesehatan Karanganyar untuk dilakukan uji laboratorium," pungkas dia.
Baca juga:
Polisi Selidiki Penyebab Warga Binaan Lapas Gorontalo Keracunan
Puluhan Warga di Karanganyar Keracunan Usai Menyantap Takjil, 1 Meninggal Dunia
Ratusan Warga Binaan Lapas Gorontalo Diduga Keracunan Makanan
Puluhan Warga Cibeber-Cianjur Keracunan Kikil Kulit Sapi
34 Warga Sukabumi Keracunan Es Cendol
Ancaman Hukuman Aiptu Tomy Jika Terbukti Nikah Siri dengan Nani Sate Racun Sianida