Qrupi Jadi Sistem Revolusioner untuk Transformasi Digital Pertama Pendidikan Indonesia
Qrupi dipasang disetiap siswa sebagai identitas dan dapat dimonitoring langsung oleh guru dan para orang tua.
QR untuk Pelajar Indonesia (Qrupi) menjadi sistem revolusioner dan transformasi digital pertama pendidikan Indonesia.
Nantinya Qrupi dipasang disetiap siswa sebagai identitas dan dapat dimonitoring langsung oleh guru dan para orang tua.
- Penggunaan QRIS dan Digitalisasi Pembayaran Diyakini Perluas Akses Penjualan Produk
- Putu Supadma Usul Konsep Ki Hajar Dewantara Diterapkan di Sistem Pendidikan Indonesia, Ini Alasannya
- Modus Ajari Les Komputer, Guru Cabuli Siswa Laki-Laki Bertahun-tahun
- Anggaran Ratusan Triliun, Sistem Pendidikan Perlu Direvolusi?
Qrupi hadir dari adanya para siswa yang kurang disiplin dalam mengikuti proses belajar mengajar. Ditambah para orang tua yang merasa kurang aman lantaran memiliki hambatan dalam memonitor anaknya dari rumah atau tempatnya bekerja, ditambah para guru yang memiliki beban kerja yang tambah besar.
Hal tersebut diungkapkan Ansari Kadir selaku CEO Jaxer Soemitra Nusantara, perusahaan yang menaungi qrupi, saat melakukan launching bersama Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayat dan Faizal Abdullah sebagai advisor di Malang Creative Centre, pada Rabu (7/8).
Ansari menyebut pendidikan Indonesia akan mendapatkan impact positif dengan kehadiran aplikasi ini, lantaran terdapat banyak manfaat dari teknologi digital yang telah dikembangkannya.
Dia mengungkapkan jika Qrupi ini memiliki tagline Aman, Mudah, Berkarakter, yakni aman untuk orang tua, mudah untuk guru dan berkarakter untuk siswa.
"Orang tua akan merasakan aman di rumah karena anaknya masuk sekolah tepat waktu, terpantau dan termonitoring melalui qrupi ini," ungkapnya.
Kemudian, Qrupi memudahkan guru untuk memonitoring kurikulum sekolah bagi para siswa yang menggunakannya, bahkan ketika siswa ini lulus, guru maupun orang tua akan mengetahui karakter yang cocok untuk anaknya, seperti apa, karena aplikasi ini menggunakan teknologi AI.
"Qrupi menjadi satu-satunya aplikasi pendidikan yang dimiliki Indonesia saat ini yang menggunakan teknologi AI. Belum ada di aplikasi lain, sehingga kita menjadi pionirnya, banyak yang sejenis tapi belum ada AI nya," tutur Ansari.
Anak muda berbakat dan berpotensi yang kini tengah membangun pendidikan Indonesia melalui transformasi digital itu juga mengatakan jika qrupi ini sangat penting bagi para siswa, terlebih merujuk pada pemimpin bangsa saat ini yang menginginkan kehadiran generasi emas kedepannya.
"Dengan adanya qrupi akan membentuk karakter, membentuk disiplin hingga membentuk satu sistem yang dapat menyelesaikan big problem, sehingga ini akan menjadi salah satu instrumen yang menjadi standarisasi sekolah untuk pengembangan muridnya dan membantu motivasi kinerja guru, bahkan ini menjadi sistem triangle antara guru, siswa dan orang tua, jika ketiga ini terkoneksi akan meningkatkan kemampuan kualitas pendidikan kita," tuturnya.
"Jadi kunci kualitas pendidikan kita bisa meningkat karena adanya qrupi, karena qrupi menyelesaikan akar permasalahan yang ada di bawah, salah satu akar permasalahannya kan masih terdapat siswa yang bolos sekolah, tapi kalau ada monitoring apakah dia akan bolos?. Kemudian orang tua sering komplain ke sekolah mengenai kualitas proses belajar mengajar, tapi kalau ada qrupi mereka tidak akan komplain dan guru yang sebelumnya merasa memiliki beban kerja berat, tapi dengan adanya qrupi dia akan lebih mudah, sehingga ini akan menjadi domino efek," tambah Ansari.
Terkait keamanannya pun mendapat jaminan dari Ansari. Pasalnya, penggunaan Qrupi ini tidak menggunakan NIK atau nomor identitas apapun, telebih dalam penyimpanan data base telah menggunakan Amazon Web Services (AWS).
"Kita menggunakan iCloud AWS, tapi servernya berada di Indonesia dengan sistem keamanannya berlapis yang bersertifikasi ISO 2007 untuk perlindungan data konsumen, sekaligus kita juga telah mendapatkan Hak kekayaan intelektual (HaKI) dimana perusahaan ini teregistrasi di Indonesia, bahkan sistem yang kita pakai ini bukannya sistem yang baru dipakai di Indonesia, namun sudah dilakukan oleh Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya," ungkapnya.
"Data yang kita gunakan bukan NIK atau data pribadi siswa maupun guru, melainkan hanya enam elemen yang diperlukan untuk menggunakan qrupi, seperti nama sekolah, logo sekolah, nama guru dan emailnya tanpa kita meminta passwordnya, serta nama siswa dan kelasnya. Dari komponen tersebut kira-kira apa yang membahayakan, karena kita menghindari hal yang tidak kita inginkan kedepannya, dan kita bisa menjalankan ini tanpa menggunakan data NIK," ujarnya.
Sementara itu, Komisaris Jaxer Soemitra Nusantara M Faizal Abdullah menegaskan, bahwa aplikasi yang dibuat oleh pihaknya ini ditujukan untuk makin memudahkan tugas guru.
"Salah satu tujuan apps ini untuk memudahkan guru-guru ini karena banyak beban kerja di luar tugas mengajar. Selama ini kan banyak terbuang waktu ngurus dokumen. Ini nanti mempercepat urusan administrasi. Bermanfaat juga untuk siswa dan orang tua siswa sehingga bisa maksimal ke depan," tuturnya.
Sebagai start up rintisan, Faizal juga menantikan masukan balik dari pengguna sehingga aplikasinya bisa makin berkembang.
"Kami menunggu feedback dari guru untuk memudahkan mereka, siswa dan orang tua murid. Karena kami terus berinovasi," tandas Faizal.