Bukti Masyarakat Indonesia Melek Keuangan Digital
Pertumbuhan QRIS secara tahunan tercatat di atas 100 persen dengan ruang besar untuk terus berkembang.
Dalam beberapa tahun terakhir, inklusi dan literasi keuangan di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Tren ini tidak hanya mencerminkan peningkatan akses masyarakat terhadap layanan keuangan, tetapi juga perubahan cara bertransaksi di era digital.
Tahun 2025, nilai pembayaran digital diproyeksikan mencapai Rp2.908,59 triliun, naik dari Rp2.491,68 triliun di 2024. Ini mencerminkan peralihan signifikan dari transaksi tunai ke digital, didorong oleh inovasi fintech dan preferensi masyarakat terhadap kemudahan transaksi
Rupanya, pandemi covid yang menjadi salah satu katalis utama pergeseran ini. Pembatasan fisik selama pandemi mendorong masyarakat untuk memanfaatkan layanan keuangan digital secara lebih intensif.
QRIS dan Inovasi Pembayaran Digital
Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Arief Setiadi, mengatakan bahwa Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi salah satu tulang punggung transformasi sistem pembayaran digital di Indonesia.
Hingga saat ini, pertumbuhan year-on-year (yoy) QRIS tercatat di atas 100 persen dengan ruang besar untuk terus berkembang.
"Kita lihat sistem pembayaran khususnya QRIS itu memang perkembangannya pesat. Pertumbuhan dan potensinya masih sangat luas," kata Arief dalam sesi doorstop Peluncuran Outlook Ekonomi Digital 2025 di Mercure Sabang, Jakarta, Kamis (19/12).
Oleh karena itu, kini inovasi QRIS tidak hanya untuk pembayaran, tetapi juga telah berkembang menjadi QRIS Tuntas yang memungkinkan transfer antar pengguna. Selain itu, pengembangan teknologi NFC tap juga akan diterapkan untuk pembayaran di transportasi umum seperti MRT.
Potensi QRIS Lintas Negara
Dalam lingkup internasional, QRIS Cross-Border juga ikut menunjukkan potensi besar. Saat ini, Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Menurut Arief, transaksi lintas negara ini sangat membantu wisatawan dan pelaku bisnis. Bahkan, data ASPI menunjukkan bahwa transaksi masuk dari Malaysia ke Indonesia lebih tinggi dibandingkan transaksi keluar.
Bank Indonesia (BI) juga telah menjalin kerja sama dengan Bank of Korea, mengingat tingginya jumlah wisatawan antara kedua negara.
"Ada 250 ribu turis Indonesia ke Korea setiap tahunnya dan 350 ribu turis Korea ke Indonesia setiap tahunnya. Jadi itu juga potensi yang sangat besar," jelas Arief.
Ke depan, pengembangan QRIS lintas negara kemungkinan mencakup Arab Saudi, Jepang, dan China untuk mendukung kebutuhan jamaah umrah, haji, serta transaksi internasional lainnya.
Reporter Magang: Thalita Dewanty