Rajut Kembali Persatuan, Tokoh Politik Diminta Berhenti Saling Hujat
Indonesia terkenal dengan ragam budaya, bahasa, ras, dan agama. Sejak dahulu hingga saat ini masyarakat terbiasa hidup di tengah-tengah kearifan budaya lokal seperti gotong royong dan toleransi dalam menghadapi perbedaan.
Indonesia terkenal dengan ragam budaya, bahasa, ras, dan agama. Sejak dahulu hingga saat ini masyarakat terbiasa hidup di tengah-tengah kearifan budaya lokal seperti gotong royong dan toleransi dalam menghadapi perbedaan.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Yusny Saby mengatakan kearifan lokal dapat dijadikan panduan dalam menyelesaikan masalah serta deteksi dini terkait ancaman paham radikal negatif. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai wadah untuk merajut kembali persatuan bangsa usai Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
"Ini urusan politik sudah selesai. Politik ini jangan menjadikan kita kebingungan atau kesusahan atau tergoncang karena urusan orang lain. Politik urusan politik," ujar Yusny dalam keterangannya, Minggu (21/7).
Ditambah lagi, katanya, kedua calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto sudah bertemu sehingga berdampak baik bagi rakyat. "Yang namanya hati yang sebelumnya mendidih itu bisa tenang, yang panas itu juga bisa dingin dan sebagainya," tuturnya.
Diakuinya yang menjadi masalah selama ini adalah contoh keteladanan dari para tokoh-tokoh yang kurang, sehingga menimbulkan gesekan di masyarakat.
"Keteladanan tokoh politik, termasuk tokoh agama kadang-kadang kurang memberi teladan yang baik, teladan mengikat, teladan yang mengesankan kebaikan, kemaslahatan, kedamaian kepada masyarakat. Jadi yang kurang selama ini adalah keteladanan saja, kalau yang lain saya kira tidak ada yang kurang," jelasnya.
Untuk itu, menurutnya, dalam membangkitkan kearifan lokal demi menjaga persatuan bangsa para tokoh-tokoh harus bijak, tidak saling menghujat, mengkritik, apalagi jika berkaitan dengan agama.
"Dengan keteladanan dari para tokoh inilah sebenarnya benteng utama dalam menangkal paham radikal," ujarnya.
Lebih lanjut dirinya memberikan gambaran tentang kearifan lokal sebagai deteksi dini mengantisipasi paham radikal. Menurutnya, ketika ada sedikit perbuatan negatif dilakukan seseorang atau kelompok, maka harus ada orang-orang bijak yang dapat memahami suasana di lingkungan dalam mengambil keputusan dengan tepat.
"Untuk itu kita harus selalu berkomunikasi dengan orang-orang bijak yang dapat memahami suasana itu, karena dialah yang lebih paham, karena tidak semua orang itu paham terhadap suatu masalah," tuturnya.
Menurut Yusny, dari masyarakat sebenarnya banyak hal yang dapat dipetik dari praktik kearifan lokal yang ada di daerahnya. Sekarang ini yang lebih penting mereka itu dapat mengadakan kegiatan-kegiatan bersama.
Lalu yang kedua, lanjutnya, harus ada ceramah, pendidikan dan pengajaran agama, khususnya kepada anak sampai orang dewasa yang dapat membawa ketenangan.
"Ini sengaja diadakan untuk mengingatkan kepada masyarakat sebagai kegiatan masyarakat bahwa kita itu harus saling damai dan selalu mendamaikan," tandas mantan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Aceh ini.
Baca juga:
Tujuh Partai Tidak Mendapatkan Kursi di DPRD Kabupaten Garut
KPU Berikan Santunan Tujuh Ahli Waris Petugas KPPS Meninggal di Yogya
Gerindra Incar Ketua MPR, PAN Pilih Tunggu Anggota DPR Baru Dilantik
Prabowo Bentuk Tim Seleksi Pimpinan DPR dan DPRD Kabupaten/Kota
Pengacara Tujuh Terdakwa Pidana Pemilu di Makassar Sebut Dakwaan Jaksa Kedaluwarsa
7 PPK dan KPPS Terdakwa Penggelembungan Suara Disidang di PN Makassar