Marak Kasus KDRT, Rieke 'Oneng' Gemas Sudah Dibantu 'Eh Malah Balikan Lagi Sama Lakinya'
Politisi Rieke DIah Pitaloka bahas soal korban KDRT yang memutuskan kembali ke pasangannya.
Politisi cantik Rieke Diah Pitaloka singgung masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang saat ini sedang marak dan menjadi perhatian luas banyak orang.
Wanita yang akrab disapa 'Oneng' berkat perannya di sitkom Bajaj Bajuri itu, kemudian membahas soal korban-korban KDRT yang beberapa justru memilih kembali dengan pasangannya.
"Ih paling sebel kalau sudah nge-advokasi kasus terutama kasusnya kekerasan dalam rumah tangga. Kita udah bantuin bareng-bareng effortnya udah gede. Eh ujungnya masyaAllah malah dia balikan lagi sama lakinya yang ngegebukin dia. Ih gemes banget nggak sih," kata Rieke dalam video di akun Tiktok @riekediahp_official (21/8/2024).
Dalam videonya, Rieke kemudian menambahkan jika perasaan kesal itu seharusnya dikesampingkan karena korban KDRT justru lebih membutuhkan pendampingan di masa-masa tersebut.
"Tapi jangan kesel jangan gemes, itu adalah sesuatu yang justru harus membuat kita menambah perhatian sama korban karena itu yang disebut dengan gejala stockholm syndrome," kata Rieke.
Lebih lanjut, Rieke mengatakan, gejala stockholm syndrome adalah sejenis coping mechanism yang biasa dilakukan korban KDRT untuk mengembangkan hal-hal positif dalam pikirannya kepada pelaku kekerasan.
Menurutnya, pada fase itu para korban KDRT banyak yang akhirnya memaafkan pasangannya dan menganggap itu sebagai bentuk ekspresi cinta untuk suami.
Di akhir videonya, Rieke kemudian menyampaikan pesan-pesan kepada pengikutnya di media sosial dan mengajak untuk lebih peduli dengan korban KDRT di sekeliling kita.
"Bapak ibu saudara-saudara tolong dikasih tau ke anak-anaknya, yang namanya cinta itu tidak merusak. Cinta itu mengembangkan sesuatu yang positif bukan negatif," kata Rieke.
"Cinta itu sesuatu yang indah bukan merusak termasuk terhadap anak-anak kita. Jadi bapak ibu tolong kasih support anak-anaknya yang kena KDRT itu bukan aib itu violence," tambahnya.
Sebagai informasi, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyatakan ada sekitar 34.682 perempuan menjadi korban tindak kekerasan sepanjang 2024.
Kekerasan tertinggi dialami oleh korban adalah kekerasan seksual dengan 15.621 kasus, diikuti oleh kekerasan psikis sebanyak 12.878 kasus, dan kekerasan fisik sebanyak 11.099 kasus.