Ramai polisi bunuh diri, 256 anggota Polres Blitar dites mental
Kegiatan tes mental ini diikuti mulai dari Kapolres sampai perwira.
Akhir-akhir ini ramai kasus anggota polisi menyalahgunakan senjata api untuk bunuh diri dan menembak orang terdekat. Agar kejadian yang sama tidak terulang, sebanyak 256 personel Polres Blitar Kota, Jawa Timur, menjalani tes mental serta pembekalan kesehatan untuk memastikan kondisi psikologis. Tes mental itu langsung ditangani oleh tim dari Polda Jatim.
"Tes ini untuk cek anggota yang menggunakan senjata api, serta memberikan konseling bagi anggota yang bermasalah, sehingga dapat mencari solusi," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Yossi Runtukahu, Senin (14/3).
Yossi memaparkan, kegiatan tes ini sebagai upaya pembinaan karakter. Dengan kegiatan ini diharapkan bisa menunjang kegiatan anggota saat menjalankan tugasnya. Mereka diharapkan bisa lebih sigap, terutama ketika harus menggunakan senjata.
Yossi mengaku prihatin dengan berbagai kejadian peristiwa penembakan yang melibatkan aparat penegak hukum. Untuk itu, dengan tes ini diharapkan para anggota polisi agar bertanggung jawab ketika diberi senjata, menggunakannya sesuai prosedur.
Kegiatan tes ini, sambung Yossi, diikuti terdiri dari para pejabat, Kapolres dan Wakil Kepala Polres Blitar Kota, serta perwira.
"Untuk perwira diutamakan anggota yang akan menggunakan senjata api," jelas Yossi.
Yossi mengungkapkan, tes mental berlangsung minimal enam bulan sekali. Bukan dilakukan ketika terjadi kasus yang melibatkan aparat penegak hukum. Hasil tes itu akan dievaluasi oleh tim dari Polda Jatim, sebagai bahan pertimbangan untuk mengetahui karakter anggota.
"Nanti bisa diketahui serta perkembangan karakter anggota," katanya seperti dikutip Antara.
Pada kegiatan tes mental dan kesehatan itu setiap anggota diberi naskah soal oleh tim dan harus dikerjakan.
Sebelum tes dimulai, tim dari Polda Jatim juga memberikan arahan pada seluruh anggota yang mengikuti tes, untuk mengerjakan soal-soal yang ada di lembar kertas. Setelah selesai, naskah itu diberikan pada petugas tes dan baru dievaluasi.