Ratusan mahasiswa desak pemerintah tangani Situs Setono Gedong
Meski telah ada pelarangan pembangunan namun pihak takmir tetap melakukan pembangunan di situs Setono Gedong.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi penolakan atas pengrusakan situs cagar budaya Setono Gedong Kota Kediri oleh pengurus takmir masjid setempat. Mereka menuntut pemerintah, Balai Purbakala dan Cagar Budaya (BPCB) Trowulan dan Dirjen Kebudayaan untuk menghentikan pengrusakan situs lebih para lagi.
Aksi itu dipicu dari surat yang dikeluarkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 502/419.45/2013 tertanggal 7 Nopember tentang penghentian sementara pembangunan masjid yang merusak situs cagar budaya. Meski telah ada pelarangan pembangunan namun pihak takmir tetap melakukan pembangunan dan terus melakukan perusakan terhadap cagar budaya.
Aksi mahasiswa dilakukan dengan jalan long marc dari Kampus IAI Tribakti Kediri menuju bundaran Sekartaji Kota Kediri yang berjarak kurang lebih 1 kilo meter. Selanjutnya mereka melakukan orasi dan menggelar teatrikal.
"BPCP Trowulan telah mengeluarkan surat dan tidak memberi izin, penghentian pembangunan yang jelas-jelas itu merusak cagar budaya. Tapi kenapa mereka tetap saja melakukan kesalahan dan melanggar UU Cagar Budaya No 11/2010," kata Agung Bombom Ketua Cabang PMII Kediri dalam orasinya.
Atas tindakan yang dilakukan takmir masjid Setono Gedong, PMII Kediri mendesak kepada pemerintah dan BPCB Trowulan untuk bertindak lebih tegas lagi. "BPCB tidak mau datang meski sudah mengeluarkan surat yang intinya tidak member izin. Pemkot sudah mengeluarkan surat penghentian pembangunan, tapi takmir tetap terus melakukan pengrusakan. Jika seperti ini buat apa ada undang-undang buat apa ada peraturan," ungkap Agung.
Aksi yang dijaga ratusan polisi ini juga diselingi aksi teatrikal yang menggambarkan kesewenang-wenangan yang dilakukan orang yang mengaku Islam tapi tidak memahami akar budaya. "Situs Setono Gedong Kota Kediri adalah peninggalan abad ke 12 dan 16. Syaikh Syamsuddin al-Wasil yang dimakamkan di sana adalah guru Raja Jayabaya. Ini menunjukkan bahwa situs ini merupakan cikal bakal masuknya Islam di Kediri, tapi kenapa justru situsnya dirusak oleh orang Islam sendiri," pungkas Agung.
Setelah melakukan orasi, ratusan mahasiswa akhirnya kembali ke kampus, dan aksi yang sedianya akan digelar di kompleks Situs Setono Gedong digagalkan. Lantaran jamaah di Setono Gedong sudah siap menghadang mahasiswa yang sedianya akan menggelar tahlil dan tabur bunga di atas situs yang dirusak.