Rekonstruksi pembunuhan Rafika, sekuriti perumahan jalani 52 adegan
Rekonstruksi pembunuhan Rafika, sekuriti perumahan jalani 52 adegan. Sekuriti perumahan Saleh merupakan tersangka pembunuhan korban. Saleh sempat berpura-pura sebagai penemu jenazah korban hingga melapor ke polisi.
Rekonstruksi kasus tewasnya Rafika Hasanuddin (22), alumnus jurusan farmasi Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar digelar di rumah korban asal Belopa, Kabupaten Luwu, Sulsel itu di kompleks perumahan Yusuf Bauti Garden, Kabupaten Gowa. Rekonstruksi digelar Polres Gowa dan dipantau Kapolda Sulsel Irjen Polisi Muktiono, Senin (30/1).
Ada 52 adegan yang diperankan tersangka bernama Saleh (38), tidak lain adalah sekuriti internal perumahan tersebut. Adapun korban diperankan anggota Polwan. Terlibat dalam tahapan rekonstruksi ini tim dari Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System) Unit Identifikasi TKP Polda Sulsel, tim Labfor dan Kedokteran Forensik. Dikawal 220 personel keamanan di antaranya ada 100 anggota Brimob Polda Sulsel.
Rafika Hasanuddin yang baru sebulan lulus wisuda S1 di kampusnya ini dibunuh Saleh, Sabtu (14/1) malam dan mayatnya ditemukan Senin (16/1) pukul 17.30 Wita, setelah dilaporkan sendiri oleh Saleh yang bertindak seolah-olah sebagai penemu. Tiga hari kemudian, polisi menetapkan Saleh pelaku pembunuhan sadis menggunakan pisau dapur dan obeng yang ada di dalam rumah itu. Motif sementara pelaku adalah mencuri ponsel korban.
Rekonstruksi ini dilakukan setelah penyidik menggelar enam kali olah TKP dan satu kali prarekonstruksi. Rekonstruksi ini disaksikan juga oleh pengacara pelaku, Kejaksaan dan unsur TNI. Ratusan warga ikut mengerumuni lokasi rekonstruksi.
"Saleh jelas adalah pelakunya berdasarkan alat-alat bukti yang ditemukan, keterangan saksi dan saintific investigation atau kajian ilmiah," kata Kapolda Sulsel Irjen Pol Muktiono.
Muktiono menyebutkan, pelaku Saleh dikenakan pasal berlapis yakni pasal 339 junto 338, junto 365 ayat 3 KUHP mengenai Pembunuhan disertai tindak pidana lain, pembunuhan dan pembunuhan dan pencurian dengan tindak kekerasan.
"Ini kejadian sadis, tragis, kondisi lihat korban mengenaskan. Kita berharap ini adalah kejadian terakhir, jangan sampai terjadi. Kejahatan akan selalu ada di tengah-tengah kehidupan. Untuk itu mari jadi polisi bagi diri sendiri," terang Muktiono.