Suporter Sepak Bola di Berbagai Daerah Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Insan sepak bola masih berduka dengan Tragedi Kanjuruhan yang mengambil seratusan korban jiwa. Suporter di sejumlah daerah pun menggelar malam berkabung, termasuk di Medan dan Palembang.
Insan sepak bola masih berduka dengan Tragedi Kanjuruhan yang mengambil seratusan korban jiwa. Suporter di sejumlah daerah pun menggelar malam berkabung, termasuk di Medan dan Palembang.
Di Palembang, 2.000 orang suporter Sriwijaya FC menggelar malam berkabung
di Lapangan Sepak Bola Komplek Pakri Jalan Bambang Utoyo Palembang, Senin (4/10) malam. Acara dihadiri langsung Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Toni Harmanto dan Kapolrestabes Palembang Kombes Pol. Mokhamad Ngajib.
-
Kapan tragedi Kanjuruhan terjadi? Puncaknya meletus pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
-
Kenapa Stadion Teladan Medan ambruk? Meski stadion tersebut hanya memiliki kapasitas resmi 30.000 penonton, tingginya antusiasme masyarakat, terutama anak-anak, menyebabkan kepadatan yang luar biasa. Pengunjung datang dari berbagai daerah, secara berombongan.
-
Kenapa rumput Stadion Pakansari diganti? Selain mengganti rumput, sistem drainase pun akan diperbaiki. Sejak beroperasi pada 2016, rumput Stadion Pakansari, belum pernah diganti sama sekali. Meski begitu, stadion berkapasita 30 ribu penonton itu, masih digunakan sebagai home base Persikabo 1973 dalam mengarungi Liga 1.
-
Di mana tragedi ini terjadi? Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
-
Kapan Stadion Teladan Medan ambruk? Mengutip liputan6, pada 16 September 1979, Stadion Teladan Medan, Sumatera Utara, dipenuhi oleh sekitar 200.000 pengunjung yang datang untuk menyaksikan konser artis cilik Adi Bing Slamet, Iyut Bing Slamet, dan Ira Maya Sopha.
-
Kapan tragedi ini terjadi? Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998. Kejadian ini menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
"Kami 2.000 orang dari tiga aliansi suporter Sriwijaya FC se-Sumsel malam ini khusus berkumpul berdoa memohon kepada yang tuhan Yang Maha Esa supaya para keluarga dan kerabat korban meninggal dunia diberikan ketabahan,” kata dia koordinator suporter Qusoi di lokasi.
Menurut Qusoi, apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, merupakan ironi dan sudah menjadi tragedi kemanusiaan dunia. Seluruh pemain dan ofisial liga sepak bola dunia mengheningkan cipta untuk mengenang sekitar 125 orang suporter termasuk aparat kepolisian yang meninggal dunia,Sabtu (1/10) malam itu.
Dia menyebut, momentum ini sebagai pintu gerbang melakukan evaluasi total pada penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Indonesia. Segala bentuk rivalitas yang tidak sehat di luar lapangan, harus diakhiri.
"Jadi ke depan Polri/TNI dan suporter sepak bola Indonesia harus humanis dan bersinergi selamanya," ucapnya.
Qusoi juga menyampaikan, suporter tim berjulukan Laskar Wong Kito ini mendukung penuh upaya Polri untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi sehingga seratusan jiwa meninggal dunia. "Sekaligus berharap pada PSSI dan Kemenpora agar dengan cepat dan bijaksana, sehingga keputusan menghentikan sementara Liga 1 Indonesia tidak terlampau larut," imbuhnya.
1.000 Lilin di Medan
Malam berkabung juga digelar di Medan. Ratusan suporter sepak bola di kota ini, termasuk anggota Aremania, menggelar aksi menyalakan 1.000 lilin di Taman Ahmad Yani, Kota Medan, Senin (3/10) malam
Suporter Aremania di Kota Medan meminta agar Tragedi Kanjuruhan diusut tuntas. "Kami berharap kasus ini diusut tuntas, karena kasus ini merupakan tragedi besar kemanusiaan yang sangat memilukan," kata Ketua Umum Aremania Medan Ahmad.
Aksi menyalakan 1.000 lilin hingga doa bersama yang dilakukan ratusan suporter bola di Kota Medan ini sebagai bentuk berduka cita dan belasungkawa atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Ia menganggap Tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa yang sangat merugikan bagi dunia sepak bola Indonesia. Dirinya berharap kejadian tragis itu tidak terulang lagi.
"Tragedi Kanjuruhan ini menjadi catatan kelam dalam sejarah sepak bola dunia. Kita berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi," katanya.
Ia juga menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi yang terjadi setelah pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya.
"Kami mengucapkan turut berbelasungkawa terhadap kawan-kawan yang gugur di tribun dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan," ujarnya.
Salat Gaib di Aceh dan Gorontalo
Sementara Kepolisian Daerah (Polda) Aceh dan tim sepak bola Liga 2 Persiraja Banda Aceh menggelar doa bersama untuk para korban dari Tragedi Kanjuruhan. Kegiatan itu dihelat di Masjid Babuttaqwa Utama, Jeulingke, Kota Banda Aceh, Senin (3/10) malam.
"Ini adalah bentuk keprihatinan dan belasungkawa Polda Aceh dan klub Persiraja terhadap para korban Kanjuruhan, Malang," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy.
Doa bersama dihadiri Kapolda Aceh Irjen Pol Ahmad Haydar dan Presiden Persiraja Zulfikar SBY. Ofisial tim, pemain, dan suporter klub sepak bola berjuluk Laskar Rencong itu turut hadir pada doa bersama itu.
Sebelum doa bersama, ratusan jemaah terlebih dulu melaksanakan salat Isya dan dilanjutkan dengan salat gaib.
Sementara di Gorontalo, polisi, TNI, Pemerintah Daerah, DPRD, Kejaksaan, BIN Daerah Gorontalo bersama masyarakat menggelar salat gaib dan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan di Masjid Adzikra, Polda Gorontalo, Senin (3/10).
"Salat gaib dan doa bersama itu dilakukan untuk para korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur," ucap Kapolda Gorontalo Irjen Pol Helmy Santika seusai doa bersama.
Ia menjelaskan, saat ini dunia sepak bola di Indonesia telah mengalami kedukaan akibat tragedi di Stadion Kajuruhan. Menurutnya, hal itu sangat memilukan dan menjadi pukulan yang berat bagi bangsa Indonesia, karena di saat bangsa bangkit dari keterpurukan akibat dari pandemi Covid-19 yang memakan banyak korban. Namun kini dihadapkan lagi dengan tragedi yang terjadi di Malang.
Komandan Korem 133/Nani Wartabone Brigjen TNI Amrin Ibrahim mengatakan turut berduka atas Tragedi Kanjuruhan. "Semoga almarhum diterima oleh Allah SWT, semua salah dan khilafnya, makanya sebagai bentuk duka cita kita kami bersama Pak Kapolda dan Forkopimda melaksanakan doa bersama untuk korban yang ada di Malang," ucap dia.
Duka Persikabo
Sementara Klub Liga 1 Indonesia Persikabo 1973 juga turut menyampaikan duka cita terkait Tragedi Kanjuruhan. Dikutip dari rilis yang diterima, Senin (3/10), rasa duka cita disampaikan pelatih Persikabo 1973 Djadjang Nurdjaman (Djanur) terkait kejadian yang menelan korban jiwa.
"Terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Kami dari Persikabo 1973 menyampaikan duka yang mendalam. Setelah kabar beredar, kami semua saat makan pagi lemas mendengarnya dengan banyaknya jatuh korban jiwa," terang Djanur.
"Mari kita doakan yang wafat semoga mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Dan tentunya, semoga ini adalah kejadian terakhir dalam sepak bola Indonesia, Aamiin," sambungnya.
Senada dengan Djanur, gelandang Persikabo 1973 Munadi mengaku sempat tidak percaya saat bangun dan kemudian melihat telepon seluler dan ramai di media sosial terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan. "Jujur saya langsung shock seperti yang lainnya mengingat itu adalah kejadian terbesar yang terjadi di sepak bola Indonesia dengan korban ratusan jiwa. Kami di sini mendoakan yang wafat, dan semoga keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan," ungkap Munadi.
Tragedi Kanjuruhan terjadi seusai laga BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3. Kepanikan muncul setelah penembakan gas air mata yang dilakukan pihak kepolisian.
Peristiwa ini menimbulkan ratusan korban. Sekurangnya 125 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya masih dalam perawatan akibat peristiwa itu.
(mdk/yan)