Robert Tantular sebut Bank Century kalah kliring rekayasa BI
Robert tak tahu soal hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang menetapkan Bank Century jadi bank gagal berdampak sistemik.
Salah satu pemilik saham Bank Century, Robert Tantular mengaku curiga kepada Bank Indonesia (BI). Sebab menurutnya Bank Indonesia sengaja membuat bank yang saat ini bernama Bank Mutiara itu kalah kliring pada 13 November 2008.
"Ditetapkan kalah kliring itu sebenarnya menyakitkan, karena hanya kurang Rp 5 miliar," kata Robert saat bersaksi dalam sidang terdakwa Budi Mulya, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (24/4).
Namun, Robert mengaku tahu Bank Century ditetapkan berstatus unit di bawah pengawasan khusus (special surveillance unit) pada awal November 2008. Dia lantas sempat meminta bantuan kepada Budi Mulya yang saat itu menjabat Deputi Gubernur Bidang Pengawasan Moneter pada 12 November 2008 supaya mendapat pinjaman likuiditas.
"Kami kan punya rekening di BI nilainya USD 1,3 juta. Kami minta supaya itu dikonversi ke rupiah supaya bisa menambah modal. Kan biasanya dua hari kerja. Tapi karena mendesak, kami minta secepatnya. Pak Budi dan Bu Siti Fadjrijah setuju mau membantu. Anjuran Pak Budi supaya besok pagi (13 November 2008) direksi memasukkan surat permohonannya ke BI untuk konversi," lanjut Robert.
Meski begitu, kenyataan terjadi justru berbeda. Menurut Robert, pada 13 November dia sudah meminta bantuan dana kepada PT Sinar Mas Multi Artha buat keperluan kliring. Sinar Mas, lanjutnya, hanya sanggup membantu Rp 25 miliar. Tetapi masih kurang. Sementara dari Bank Century cabang Palembang dikirim lagi uang Rp 5 miliar.
"Waktu itu direksi mengatakan uang Rp 5 miliar dari cabang Palembang itu sudah ada di depan loket BI. Tapi oleh Pak Heru (Heru Kristiyono, pejabat BI) tetap saja enggak dianggap. Sore harinya diumumkan Bank Century kalah kliring. Ini yang saya enggak tahu apakah sengaja atau tidak," ucap Robert.
Robert melanjutkan, permintaan direksi Bank Century buat mengubah uang di rekening BI juga tidak dijalankan. Dia mengatakan konversi itu keesokan harinya baru dijalankan. Tetapi semuanya sudah terlambat.
Robert mengaku tidak tahu-menahu ihwal hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang menetapkan status Bank Century adalah bank gagal berdampak sistemik pada 13 November. Dia hanya tahu tiba-tiba Bank Century mendapat kucuran Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek senilai Rp 689 miliar.
"FPJP itu hanya diberikan untuk menutup giro wajib minimum Bank Century yang sudah merah," lanjut Robert.