RSIS Yarsis stop kerjasama dengan BPJS, puluhan pasien ngadu ke DPRD
80 Pasien terancam tak lagi bisa cuci darah di rumah sakit terlengkap kawasan Sukoharjo ini.
Sejumlah pasien penderita ginjal kecewa dan mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sukoharjo. Pasalnya, mereka tak bisa lagi melakukan cuci darah di Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) Yarsis. Pihak rumah sakit berencana menghentikan kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Winarno, salah satu pasien mengaku khawatir dengan rencana tersebut. Sebab, peralatan cuci darah di rumah sakit tersebut dinilai memiliki peralatan yang memadai dibanding rumah sakit lainnya. Saat ini, kata dia, ada sedikitnya 80 pasien yang melakukan cuci darah di sana.
"Ada informasi rumah sakit Yarsis akan menghentikan kerjasama dengan BPJS, kami sangat khawatir kalau benar terjadi. Ada 80 pasien terancam tidak bisa menggunakan layanan BPJS saat melakukan cuci darah," ujar Winarno, Sabtu (21/3).
Dia mengatakan, pelaksanaan cuci darah tidak bisa berpindah rumah sakit begitu saja. Karena cuci darah membutuhkan peralatan yang memadai. Dia menilai, di rumah sakit tersebut mempunyai peralatannya paling baik, serta banyak pasien yang sudah cocok berobat di sana.
Atas kondisi tersebut, para pasien mengadu ke DPRD Sukoharjo. Dari data yang dimiliki sebanyak 80 pasien cuci darah menggunakan program BPJS, sedangkan 108 pasien dengan menggunakan dana mandiri tanpa program BPJS.
Mendengar keluhan itu, DPRD Sukoharjo berjanji akan melakukan pendekatan dengan semua pihak yang berkepentingan dengan RSIS agar bisa membantu kelancaran praktek perawatan maupun pengobatan disana. Tidak terkecuali untuk pasien cuci darah pengguna program BPJS maupun non BPJS.