RSUD Tarakan tak ungkap penyebab kematian bocah antre Sembako di Monas
Muhammad Fayyad, kuasa Hukum Komariyah (49) ibu dari MRS (10), bocah yang tewas di Monas saat pembagian sembako sangat menyesalkan pihak RSUD Tarakan. Sebab, RS tersebut tak memberikan secara jelas penyebab kematian korban.
Muhammad Fayyad, kuasa Hukum Komariyah (49) ibu dari MRS (10), bocah yang tewas di Monas saat pembagian sembako sangat menyesalkan pihak RSUD Tarakan. Sebab, RS tersebut tak memberikan secara jelas penyebab kematian korban.
MRS meninggal usai pembagian sembako di kawasan Monas pada Sabtu (28/4) kemarin yang diadakan oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI).
-
Apa yang dilakukan warga di Monas saat libur panjang? Beberapa pengunjung terlihat menggelar tikar untuk piknik bersama keluarga. Beberapa pangunjung lainnya asyik berfoto dengan latar belakang tugu tertinggi di Indonesia tersebut.
-
Kapan Dishub Jakarta akan melakukan buka tutup jalan di sekitar Monas? Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta bakal melakukan rekayasa lalu lintas (lalin) saat penyelenggaraan LPS Monas Half Marathon yang digelar Minggu besok, 30 Juni 2024.
-
Kapan warga menikmati libur panjang di Monas? Sejumlah pengunjung tampak meramaikan kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis (8/2/2024). Libur panjang Isra Mikraj dan Tahun baru Imlek 2024 dimanfaatkan sejumlah warga untuk berekreasi di Monas.
-
Siapa yang menikmati libur panjang di Monas? Sejumlah pengunjung tampak meramaikan kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis (8/2/2024).
-
Apa yang Dinda Hauw lakukan di Monas? Dinda Hauw bikin heboh dengan penampilan cantiknya saat ikutan aksi bela Palestina.
-
Siapa yang akan melakukan penyampaian pendapat di sekitar Monas? Kami imbau untuk masyarakat yang akan melintas di sekitar Monas untuk mencari jalan alternatif lainnya karena akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda,” terangnya.
"Tidak disampaikan (penyebab kematian). Hanya surat pengantar kematian berisi identitas korban. Tapi penyebab kematian tidak disebutkan," kata Fayyad di Kantor Bareskrim Polri di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/5).
Oleh karena itu, pihaknya akan menemui Direktur RSUD Tarakan untuk meminta penjelasan secara lengkap dan pasti penyebab kematian anak bontot dari Komariah tersebut.
"Saya habis (laporan) ini mau ke RSUD Tarakan untuk menemui Direktur RSUD terkait surat kematian yang dikeluarkan tidak mencantumkan penyebab kematiannya," ujarnya.
Karena belum adanya penjelasan yang pasti dari RSUD Tarakan, pihak keluarga pun sementara menduga MRS meninggal karena berdesakan dan terinjak oleh ratusan ribuan massa dalam acara tersebut.
Lebih lanjut, dirinya pun mengungkapkan pada saat pembagian sembako juga adanya aparat kepolisian, TNI maupun Satpol PP. Namun, jumlah aparat tak sebanding dengan jumlah massa pada saat itu, dan itulah yang diduga menjadi penyebab ricuhnya pembagian sembako tersebut.
"Polisi, Satpol PP, dan TNI ada, hanya jumlahnya tidak sebanding dengan peserta. Jadi panitia kewalahan," ungkapnya.
Lalu, alasan Komariah mengajak putra ketiganya itu dalam acara FUI karena memang MRS tak lepas dari Komariah selama kegiatan sehari-harinya. Komariah juga diimingi oleh salah seorang yang memberikan kupon kalau acara tersebut banyak hadiah dan makanan.
"Karena keseharian anak tidak bisa lepas ibu. Karena anak itu mempunyai kekurangan jadi tidak bisa jauh dan orang yang memberikan kupon memberitahu bahwa 'anaknya ajak saja bu, biar disana senang-senang, makan, sembako dan ada hadiah. Jangan dirumah saja'," ucapnya.
Sementara untuk korban atas nama inisial MJ (12), dirinya mengaku masih akan membicarakan lagi terhadap keluarga korban. Apakah akan melaporkan hal serupa yang dialami oleh anak Komariah atau tidak.
Dengan adanya laporan ini, dirinya optimis dan menyakini bahwa pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus ini. Dan dirinya ingin agar tak ada kasus atau hal serupa lagi seperti yang dialami kliennya tersebut.
"Optimis sekali karena sudah jelas acara ini mengakibatkan matinya orang lain dan itu harus diusut tuntas tanpa harus ada laporan korban. Oleh karena itu, dengan adanya laporan ini kami memohon kepada pihak polri untuk bersikap profesional dan mengedepankan promoter," tandasnya.
Sebelumnya, Forum Untukmu Indonesia melakukan acara bagi-bagi sembako di Monas pada Sabtu (28/4) lalu. Informasi diterima Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, dua orang meninggal diduga dalam acara bagi-bagi sembako tersebut atas nama MJ (12) dan MRS (10).
Hal ini diungkapkan usai dirinya mendapat laporan hasil dari pertemuan secara tertutup dengan pihak FUI dan Dinas Pariwisata dan Budaya DKI.
"Kami sangat prihatin ada dua korban yang mesti kehilangan nyawanya. Dua-duanya warga Pademangan," ucap Sandiaga di kantornya, Jakarta, Senin (30/4).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono menyampaikan isu yang menyatakan dua anak ini meninggal karena mengantre sembako keliru. "Tidak benar," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (1/5)
Ia menambahkan, anak ini ditemukan di luar pagar atau area Monas dan tidak dalam keadaan sedang mengantre sembako. "Kita temukan di luar pagar tergeletak," kata Argo. "Kita temukan tidak mengantre," tambahnya.
Baca juga:
Mensos: Acara bagi sembako jangan selesaikan masalah tapi muncul masalah baru
Usai polisikan Ketua FUI, Ibunda Rizki histeris panggil anaknya
Acara bagi sembako di Monas ricuh, Sandiaga diminta jangan cuci tangan
Difitnah terlibat acara di Monas, Politisi PDIP polisikan akun @MuchlistHassan
Ibunda bocah tewas di Monas: Maafin emak ya Rizki
Sandiaga: Acara bagi-bagi sembako di Monas langgar banyak peraturan!
Ibunda tegaskan Rizki tewas usai terinjak-injak antrean kupon makanan di Monas