Rumah bebas banjir ala Dedi Mulyadi mulai diresmikan
Rumah bebas banjir ala Dedi Mulyadi mulai diresmikan. Jika kondisi banjir parah terjadi, Mantan Bupati Purwakarta tersebut juga memberi gagasan tentang jalur evakuasi. Secara teknis, gang di kawasan rawan banjir harus diperlebar agar memudahkan proses tersebut.
Raut kegembiraan tampak di wajah Hardiyono (56) dan Entin (52). Pasangan suami istri asal Kabupaten Bandung tersebut kini memiliki rumah bebas banjir. Rumah tersebut berlokasi di Desa Dayeuh Kolot, Kecamatan Dayeuh Kolot, sebuah kawasan langganan banjir.
Awalnya, Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi hadir di desa tersebut pada Bulan Mei lalu. Dia menghadiri undangan salah seorang warga pegiat lingkungan di sepanjang bantaran Sungai Citarum.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi membantu adik Pegi Setiawan? Melihat nasib adik bungsu dari Pegi membuat Dedi trenyuh. Seketika, dia memberi solusi dengan memberi bantuan berupa biaya sekolah adik Pegi selama tiga tahun.
Usai menanam pohon, mantan Bupati Purwakarta tersebut melihat sebuah rumah yang dihuni 7 orang. Selain kumuh, rumah itu juga sering dilanda banjir karena berlokasi tepat di bibir terpanjang di Jawa Barat itu. Hardiyono dan Entin mengeluhkan kondisi rumah tersebut.
Saat itu, Dedi Mulyadi mengajak warga sekitar untuk merobohkan rumah itu dan merenovasinya kembali. Desain rumah itu kini berubah menjadi rumah berjenis panggung dengan arsitektur 'julang ngapak'.
"Selain Sungai Citarum ini kita tata nanti, rumah dengan desain seperti ini pun kita terapkan di seluruh bantaran sungai. Nanti terbentang dari Kabupaten Bandung sampai Bekasi. Saat banjir, masyarakat aman," kata Dedi, Selasa (5/6).
Jika kondisi banjir parah terjadi, Mantan Bupati Purwakarta tersebut juga memberi gagasan tentang jalur evakuasi. Secara teknis, gang di kawasan rawan banjir harus diperlebar agar memudahkan proses tersebut.
"Warga harus leluasa untuk keluar dari wilayah banjir. Karena itu, harus kita buat jalurnya, gang di wilayah ini harus lebar," ujarnya.
Terkait pembangunan satu rumah panggung, Dedi Mulyadi mengatakan biaya yang diperlukan sangat murah. Yakni berkisar antara Rp 20 juta sampai Rp 30 juta saja.
Untuk biaya renovasi rumah milik Hardiyono dan Entin pun berasal dari patungan warga dan sumbangan pribadi kolega Dedi Mulyadi.
"Jadi, kemarin itu saya ada ide, ini warga yang kerjakan. Kalau diperkirakan satu rumah itu bisa habis sekitar Rp 20 juta," katanya.
Selain murah, rumah panggung itu memiliki fungsi selain untuk hunian. Bagian bawah rumah tersebut bisa digunakan untuk ternak.
"Multi fungsi loh, kolong rumahnya kan bisa untuk ternak. Sehingga, kebutuhan daging masyarakat nanti gak usah ke pasar, tinggal potong saja," ucapnya.
Baca juga:
Kampanye di Bojong Gede, Ridwan Kamil janjikan perbaikan jalan rusak
SBSI 1992 deklarasi dukung Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar
Disebut TB Hasanuddin melemah, ini reaksi tim Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar
Kunjungi Ponpes Al Falah Nagreg, Ridwan Kamil diminta perluas program Syiar Islam
Dedi Mulyadi: Politik itu bangun interaksi sosial dengan masyarakat