Saat direktur penyidikan KPK bongkar konflik internal depan Pansus
Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman memenuhi undangan Pansus Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam rapat dia mengungkapkan konflik yang terjadi di internal tempatnya bekerja.
Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman memenuhi undangan Pansus Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam rapat dia mengungkapkan konflik yang terjadi di internal tempatnya bekerja.
Pemicu gesekan soal usulan perekrutan penyidik baru. Keinginan Aris mendatangkan penyidik polisi berpangkat AKP dan Kompol ditentang. Meski dia sudah meyakinkan jika penyidik-penyidik itu profesional dan berintegritas.
"Ditentang dengan kelompok yang tak setuju," katanya dalam rapat di Gedung DPR, Selasa (29/8) malam. Awal-awal Aris menolak menyebut nama penyidik tersebut.
"Ini tidak disetujui dalam satu rapat. Mereka tak setuju. Kami berkumpul dengan semua penyidik. Memang ada penyidik yang keras tentang apa yang saya usulkan," tambahnya.
Dia mengatakan sejumlah alasan dikemukan oleh kelompok kontra penyidik dari Polri. Padahal salah satu yang diusulkan eks anak buahnya saat bertugas di Polres Pekalongan, bertitel S3, cerdas dan efektif dalam bekerja.
"Alasan dikemukakan pangkat kompol datang tidak efektif dalam bekerja. Masuk bisa ganggu stabilitas kerja," tuturnya.
Namun, lanjutnya, isu yang berkembang dia ingin merekrut polisi dengan pangkat komisaris besar (Kombes). Puncaknya saat dia dikirim email yang isinya menyerang pada 14 Februari.
"Saya secara personal awalnya menahan. Saya marah, tersinggung, terhina dikatakan gitu. Tak berintegritas," ungkapnya.
Dengan adanya kejadian ini Aris mengaku sudah melapor ke pimpinan KPK. Namun sampai seminggu tidak ada tindakan yang diambil. Bahkan, dia menyebut ada penyidik yang sulit untuk dikendalikan.
"Orang ini terlalu powerful. Bukan komisioner," ungkapnya dalam rapat di Gedung DPR, Selasa (29/8) malam. Namun Aris menolak menyebut nama penyidik tersebut.
"Orang-orang seperti ini susah pak, kebijakan organisasi tidak seide dengan orang-orang ini tidak akan berjalan efektif. Tidak benar organisasi seperti ini," tuturnya.
Rupanya penjelasan Aris membuat anggota Pansus Junimart Girsang penasaran. Junimart menyinggung pernyataan Aris di awal yang menyebut adanya penyidik KPK terlalu powerful, keras dan suka menentang.
Awalnya, Aris enggan menyebutkan secara blak-blakan. Pertanyaan Junimart pun mengerucut apakah penyidik senior atau junior. "Penyidik senior?" tanya Junirmat yang langsung diiyakan oleh Aris.
"Apakah Novel Baswedan?" tanya Junimart mengerucut. "Iya," jawab Aris pelan.
Baca juga:
KPK belum bicara sanksi usai Dirdik temui Pansus Angket
Datang ke rapat Pansus, Direktur Penyidik KPK akui tanpa restu pimpinan
Direktur Penyidikan akui ada geng di KPK
Direktur Penyidikan KPK ungkap gesekan soal perekrutan penyidik dari Polri
Direktur Penyidikan akui Novel Baswedan penyidik KPK suka menentang
Direktur Penyidikan beberkan pengaruh wadah pegawai di KPK
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila pada sidang BPUPKI? Kemudian pada sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepat pada 1 Juni 1945.
-
Kapan Kepala BPIP meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila di bantaran Kali Code Yogyakarta? Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi, meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila sekaligus membagikan Program Basis (Bantuan Atasi Stunting) berupa pemberian makanan sehat serta pemberian paket belajar kepada anak-anak Bantaran Kali Code Yogyakarta, Senin (28/8/23).
-
Kapan Jenderal Muhammad Jusuf menjabat sebagai Panglima ABRI? Kemudian, ia ditunjuk menjadi Panglima ABRI ke-7.
-
Siapa Panglima Jukse Besi? Andi Sumpu Muhammad yang diberi gelar Panglima Jukse Besi, dikenal dengan kesaktiannya.
-
Siapa yang menobatkan Kiras Bangun sebagai Pahlawan Nasional Indonesia? Pada 2005, nama Kiras Bangun ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.