Saat kecelakaan, penumpang bus panik dan teriak Allahu akbar
Korban masih mendapat perawatan di RS Karyadi, RS Bhayangkara, dan RS Panti Wiloso Semarang.
Kecelakaan bus pariwisata Sang Engon bernopol B 7222 KGA di Tol Lingkar Jangli Jatingaleh arah Ungaran, Semarang, menyebabkan delapan orang meninggal dunia. Salah satu korban selamat, Biutomo (30) menceritakan detik-detik tergulingnya bus.
"Saat terguling, ada penumpang teriak Allahu akbar," kata Biutomo saat ditemui wartawan, Semarang, Jumat (20/2).
Warga Desa Ketaren, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur itu mengaku tak mendapat firasat aneh sebelum kecelakaan. Dia duduk di bangku deretan belakang.
Memang, sudah menjadi agenda rutin bagi warganya menghadiri pengajian di rumah KH Habib Luthfi di Pekalongan, Jawa Tengah setiap Jumat Kliwon.
Dia bersama rombongan berangkat dari Bojonegoro Kamis (19/2) sore, sampai Pekalongan pukul 6.00 WIB, Jumat (20/2). Pengajian berlangsung sampai pukul 9.00 WIB. Usai menghadiri pengajian, rombongan segera pulang kembali.
Biutomo berangkat bersama kakak iparnya bernama Saris dan mertuanya, Warmin. Keduanya juga selamat dan masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Korban berhasil keluar sesaat setelah bus terguling, dengan memanfaatkan tenaganya untuk menggapai jendela atap bus.
"Saya mengalami luka lecet," tutur pria yang mengenakan pakaian koko berwarna cokelat ini.
Sebelumnya, bus pariwisata Sang Engon mengalami kecelakaan tragis di Tol Lingkar Jangli Jatingaleh arah Ungaran, Semarang. Hasil penyelidikan sementara Polda Jateng, bus penuh penumpang tersebut melaju dengan kecepatan 110 kilometer per jam.
Sopir yang tidak menguasai medan, menyebabkan bus terguling dan terperosok masuk selokan yang berada tepat di bawah lereng tebing.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sesaat sebelum kejadian bus menyalip mobil yang berada di depannya. Sopir yang tak menyadari di depan ada tikungan, membuat bus melompat ke arah berlawan sehingga berakhir terguling.