Sahabat Difabel Jepara, Berdaya Bagi Sesama Hadapi Pandemi Covid-19
Masker dibuat dengan menambahkan plastik mika yang transparan di bagian depan. Sehingga lawan bicara mereka bisa terlihat gerakan bibir tunarungu.
Pandemi Covid-19 belum selesai. Sudah berjalan lebih dari setahun. Setiap orang dianjurkan selalu menggunakan masker agar tetap aman ketika menjalankan aktivitasnya. Masker menjadi alat pelindung diri dari ancaman penyebaran virus Covid-19.
Namun bagi sebagian orang berkebutuhan khusus, menggunakan masker biasa tidaklah membantu saat beraktivitas. Misalnya bagi tunarungu atau tuli. Sebab untuk berkomunikasi, para tunarungu harus melihat ke gerak bibir selain dengan bahasa isyarat.
-
Siapa saja yang mendapatkan penghargaan Merdeka Awards 2024 untuk kategori Sosok Inspiratif untuk Indonesia? Berikut para penerimanya: Adrianus Jeniven Haki Tonbesi (Bidang Kesehatan) CEO Kapanlagi Youniverse, Steve Christian menyerahkan penghargaan Merdeka Award 2024 kategori Sosok Inspiratif untuk Indonesia kepada Adrianus Jeniven Haki Tonbesi. Adrianus merupakan perawat yang mengabdi di Puskesmas Wini Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, sejak 2021. Dia membuat inovasi Program Gercap Sero Pasukan (Gerakan Cegah Amputasi Bagi Pasien Ulkus Diabetes di Kampung Perbatasan).Program ini merupakan sebuah gerakan inovasi yang difokuskan untuk penderita diabetes melitus. Dengan inovasinya itu, Iven berhasil menekan angka kematian dan amputasi di daerah pengabdiannya. Ahmad Jamaludin (Bidang Pendidikan) Setelah hampir 10 tahun menjadi guru honorer di desanya dengan penghasilan yang pas-pasan, Ahmad Jamaludin memutuskan untuk berhenti dari profesi membanggakannya tersebut. Hanya bermodalkan jualan sapu ijuk, dia kini mewujudkan harapannya untuk desa tempat tinggalnya. Ahmad, sang mantan guru honorer, bertekad membangun SMP dan PAUD gratis untuk anak-anak di Cianjur. Tidak hanya itu, Ahmad juga menyediakan tempat tinggal untuk beberapa murid yang kurang mampu dan membiayai kebutuhan mereka sehari-hari. Para murid sengaja diajarkan membuat sapu ijuk, agar mereka bisa membeli keperluan sekolah dan membantu ekonomi keluarganya. Cecep Abdullah (Bidang Sosial) Cecep Abdullah telah mencuri perhatian banyak orang melalui aksinya yang sangat mulia. Cecep membersihkan toilet masjid yang kumuh dan kotor menjadi bersih dengan suka rela dan seorang diri tanpa dibayar seorang diri. Saat memulai bersih-bersih itu, dia hanya mengandalkan alat kebersihan yang ada. Seperti sikat besi, sarung tangan, serbuk ajaib, pembersih kerak, dan ember. Aksi Cecep ini menjadi inspirasi yang menggerakkan orang-orang untuk ikut dalam kegiatan membersihkan masjid secara sukarela. Mahariah Sandri (Bidang Lingkungan Hidup) Mahariah Sandri mendirikan Rumah Literasi Hijau Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu. Salah satu upaya yang dilakukannya, ia berhasil mengubah sampah plastik menjadi solar untuk nelayan dengan cara mendaur ulangnya. Hingga akhirnya dia menderikan komunitas Rumah Literasi Hijau dengan 36 relawan aktif, pendauran ulang sampah, pemanfaatan plastik yang diubah menjadi bahan bakar, wisata mangrove, dan homestay. Kiswanti (Perempuan Inspiratif) Kiswanti tergerak untuk menumbuhkan minat baca kepada anak-anak di Parung, Kabupaten Bogor. Ketika itu, dirinya yang berprofesi sebagai penjual jamu berkeliling dengan membawa buku-buku untuk dibaca oleh anak-anak di sana.Meski hanya lulusan Sekolah Dasar, semangatnya untuk mengajak anak-anak terus belajar tidak pernah pupus hingga kini ia telah mendirikan sebuah Taman Pendidikan Usia Dini (PAUD). Engkus Al Getuk (Sukabumi) Engkus Al Getuk mengabdikan diri menjadi tutor Bahasa Inggris. Ia sukarela mengajar Bahasa Inggris secara online dan offline tanpa dibayar. Keterbatasan fisik tidak membatasi dirinya untuk mengajar Bahasa Inggris di grup Facebook yang dibuatnya, yakni "Ayo Belajar Bahasa Inggris dari Nol".Engkus mempelajari bahasa Inggris secara otodidak sejak usianya enam tahun. Saat itu, awalnya dia sering menonton film-film berbahasa Inggris yang ada teks terjemahannya dalam siaran televisi.
-
Apa saja program inovatif Kementan yang meraih penghargaan Merdeka Awards? Penghargaan Program Inovatif Untuk Negeri ini diberikan atas dasar tiga penilaian, Kementan dinilai memiliki program dan terobosan seperti Taxi Alsintan, Petani Milenial, dan Aplikasi Pesan Alsintan Via Online yang dianggap memiliki kriteria sebagai Program Inovatif Kemandirian Ekonomi, Program Inovatif Bidang Pelayanan Publik, dan Program Inovatif Pendukung Digitalisasi.
-
Apa tema dari Merdeka Award 2024? Tahun ini, acara yang telah menjadi ikon dalam memberikan apresiasi bagi para penggerak perubahan di Indonesia, mengusung tema Inspirasi Indonesia.
-
Di mana Merdeka Award 2024 digelar? Ajang penghargaan bergengsi, Merdeka Awards 2024, kembali digelar pada Kamis, 19 September 2024, di Auditorium SCTV Tower, Jakarta Pusat.
-
Mengapa Kementan mendapatkan penghargaan Merdeka Awards? Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai berhasil melakukan terobosan dan inovasi yang berdampak positif terhadap kinerja pertanian di Indonesia.
-
Kapan Gubernur Sulut menerima penghargaan Merdeka Awards? Merdeka Awards diserahkan langsung Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kepada Gubernur Sulut di Jakarta, Rabu (30/8/2023).
Penyandang disabilitas di Jepara, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Yayasan Sahabat Difabel (Sadifa) tergerak hati. Mencari solusi bagi sesama penyandang disabilitas. Khususnya para tunarungu agar tetap bisa berkomunikasi.
Inovasi dihadirkan. Mereka membuat masker khusus tunarungu. Masker dibuat dengan menambahkan plastik mika yang transparan di bagian depan. Sehingga lawan bicara mereka bisa terlihat gerakan bibir tunarungu.
"Itu yang mendasari makanya kami mendesain sedemikian rupa sehingga kita membuat pola-pola yang pas untuk teman-teman tunarungu dan tuli," kata Ketua Komunitas Sahabat Difabel, Jepara, Adib Budiono kepada merdeka.com, Senin (15/3).
©2021 Merdeka.com
Ada 5-6 orang difabel yang membuat masker tersebut. Mereka berbagi tugas. Dua orang bekerja memotong dan buat pola. Sedangkan empat orang lainnya bertugas menjahit.
Adib mengatakan, keterbatasan fisik tidak membuat mereka menjadi lemah. Bahkan kendala yang dihadapi mereka tidaklah terlalu sulit. "Keterbatasan fisik tidak mempengaruhi produksi. Kita semangat kok," ungkap Adib.
Dalam proses pembuatan masker, mereka menggunakan bahan limbah kain perca. Kualitas dan keamanan pemakai juga diperhatikan dalam pembuatannya salah satunya dengan lapisan empat kain.
"Selain menggunakan kain perca pas tengahnya itu kita pakai mika jadi nanti kelihatan mulutnya untuk berkomunikasi. Jadi pakai mika dengan ukuran 6x10cm jadi mereka bisa melihat gerak mimik mulut kita," ujarnya.
©2021 Merdeka.com
Masker hasil kreasi tangan mereka kini sudah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Harganya cukup terjangkau. Kisaran Rp8.500.
Sahabat Difabel tidak hanya memproduksi masker khusus bagi tunarungu. Mereka juga memproduksi minuman sehat penguat imun tubuh. Seperti sirup jahe, sirup temulawak, kunyit asam.
Tak hanya itu, mereka juga berkreasi dengan membuat hand sanitizer. Bahannya dari limbah jahe yang digunakan untuk membuat minuman sehat.
"Itu kan limbahnya banyak kita mencari solusi yang sesuai dengan pandemi saat ini maka kita berinisiatif kita guna limbah itu sebagai hand sanitizer alami," jelasnya.
Untuk pemasaran, mereka sudah menggunakan media sosial. Masker serta minuman sehat dan hand sanitizer juga sudah bisa dibeli di platform belanja online seperti Shopee dan Tokopedia.
Keuntungan dari penjualan masker dan minuman sehat digunakan untuk membantu sesama difabel yang membutuhkan dan terdampak Covid-19.
"Dari keuntungan itu kita bansos ke teman-teman yang kurang mampu maupun ke kaum dhuafa. Kita bagi sembako ataupun alat disabilitas seperti kursi roda, kruk dan lain-lain," katanya.
Baca juga:
Program Prioritas Kapolri, Satlantas Semarang Latih Difabel Pemohon SIM Khusus
Menikmati Kopi dalam Sunyi
Jaga Stamina di Masa Pandemi, Jember Runners Berlari Bersama Difabel Kursi Roda
Kisah Bocah Difabel Asal Kupang, Pergi Sekolah Berbekal Satu Kaki dan Tongkat Bambu
Menkop Teten Apresiasi UMK Difabel Ikut Produksi Masker Kain