Saksi Sebut PT ACK Dibeli Edhy Prabowo jadi Perusahaan Kargo Tunggal Ekspor Benur
Dalam surat dakwaan disebutkan Edhy Prabowo membeli bendera perusahaan PT Aero Citra Kargo (ACK) milik Siswadhi Pranoto Loe melalui Amiril Mukminin selaku Sekretaris Pribadi Edhy Prabowo.
PT Aero Citra Kargo (ACK) menjadi perusahaan kargo tunggal untuk mengekspor benih lobster. Hal itu diungkapkan Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan M Zaini Hanafi saat menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.
"Betul PT ACK menjadi satu-satunya perusahaan kargo, saya tahunya juga saat rapat kerja dengan DPR pada Oktober 2020, dari situ saya tahu ada masalah penunjukan PT ACK sebagai satu-satunya perusahaan untuk kargo benih lobster," kata Zaini, Rabu (17/2).
-
Bagaimana KPK menetapkan Eddy Hiariej sebagai tersangka? Hasilnya, Hakim menyatakan status 'tersangka' Eddy tidak sah karena tidak memenuhi dua alat bukti yang cukup berdasarkan pasal 184 ayat 1 KUHAP.
-
Kenapa KPK memeriksa Eddy Hiariej? Eddy Hiariej diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kapan Eddy Hiariej diperiksa oleh KPK? Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa Eko Prawoto? Dilansir dari Wikipedia, Eko Prawoto merupakan seorang arsitek legendaris dari Indonesia. Pria kelahiran Purworejo, Agustus 1958 itu menerjuni dunia arsitektur sejak menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 1977.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
Zaini menjadi saksi untuk terdakwa Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (PT DPPP) Suharjito yang didakwa memberikan suap senilai total Rp2,146 miliar yang terdiri dari 103 ribu dolar AS (sekitar Rp1,44 miliar) dan Rp706.055.440 kepada mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
"Tidak ada kebiasaan untuk ekspor selain lobster harus menggunakan satu perusahaan kargo," ungkap Zaini.
Zaini yang menjabat sebagai Plt Dirjen sejak 19 Agustus 2020 mengatakan karena ia masih berstatus plt, maka ia tidak ikut dalam rapat-rapat tim 'due dilligence' yang dibentuk mantan Menteri KKP Edhy Prabowo.
"Saya masih Plt dan saya tidak terlibat di situ, yang memberikan izin ekspor lobster untuk PT DPPP juga dirjen sebelumnya yaitu Pak Sulfikar Mukhtar, bukan saya, katanya.
Dalam surat dakwaan disebutkan Edhy Prabowo membeli bendera perusahaan PT Aero Citra Kargo (ACK) milik Siswadhi Pranoto Loe melalui Amiril Mukminin selaku Sekretaris Pribadi Edhy Prabowo.
Amiril Mukminin lalu mengubah akta perusahaan dengan memasukkan nama Nursan dan Amir yang merupakan teman dekat dan representasi Edhy Prabowo dalam struktur PT ACK.
PT ACK lalu bekerja sama dengan PT Perishable Logistics Indonesia (PLI) dengan pembagian kerja PT PLI yang mengurus seluruh kegiatan ekspor BBL sedangkan PT ACK hanya sebagai perusahaan yang melakukan koordinasi dengan perusahaan pengekspor BBL (bening benih lobster) dan menerima keuntungannya saja.
Biaya keseluruhan untuk ekspor BBL adalah sebesar Rp1.800 per ekor BBL. Pada September - November 2020, PT. DPPP telah melakukan ekspor BBL ke Vietnam sekitar 642.684 ekor BBL menggunakan jasa kargo PT. ACK dengan biaya pengiriman seluruhnya Rp940.404.888.
Setelah dipotong pajak dan biaya materai kemudian diberikan kepada PT. PLI sejumlah Rp224.933.400 sehingga uang yang diterima oleh PT. ACK adalah sejumlah Rp706.055.440.
Bagian Finance PT ACK bernama Nini pada periode Juli-November 2020 setiap sekali sebulan membagikan uang yang diterima dari PT DPPP dan perusahaan-perusahaan eksportir BBM lain kepada pemilik saham PT ACK seolah-olah sebagai deviden yaitu kepada Achmad Bachtian senilai Rp12,312 miliar; kepada Amri senilai Rp12,312 miliar dan Yudi Surya Atmaja sebesar Rp5,047 miliar.
Achmad Bachtiar adalah juga representasi Edhy Prabowo melalui Amiril Mukminin sedangkan Yudi Surya Atmaja adalah representasi Siswadi Pranoto Loe.
Uang dari biaya operasional itu lalu dikelola Amiril Mukminin atas sepengetahuan Edhy Prabowo dan dipergunakan untuk membeli sejumlah barang atas permintaan Edhy Prabowo. Seperti diberitakan Antara.
Baca juga:
Istri Pinjam Kartu Kredit Anak Buah Edhy Prabowo untuk Beli Rolex dan Hermes di AS
Pakar Hukum: Edhy Prabowo dan Juliari Batubara Lebih Baik Dihukum Seumur Hidup
Wamenkum HAM Nilai Edhy Prabowo dan Juliari Layak Dihukum Mati, Korupsi Saat Pandemi
KPK Buka Kemungkinan Tuntut Pidana Mati Juliari Batubara dan Edhy Prabowo
Kasus Edhy Prabowo, KPK Periksa Direktur Pemantauan dan Operasi Armada KKP
KPK Selisik Modifikasi Mobil Edhy Prabowo Pakai Uang dari Eksportir Benur