Salah Langkah Seleksi Calon Guru Penggerak
Sayangnya, konsep terhadap guru penggerak dianggap masih bersifat elitis. Pakar pendidikan Doni Koesoema mengatakan, jika melihat tujuan dari program merdeka belajar adalah untuk meningkatkan daya mutu pendidikan maka secara otomatis, pengembangan guru harus dilakukan secara merata.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim serius mendobrak tatanan pola pendidikan di Indonesia melalui program merdeka belajar. Di dalam program tersebut ada beberapa komponen sebagai pendukung program, salah satunya guru penggerak.
Guru penggerak membawa misi agar kualitas para murid tidak dipukul rata dan bisa menjadi jembatan bagi para murid agar tidak terjadi gagap belajar di jenjang selanjutnya.
-
Kapan Hari Guru Nasional diperingati? 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional.
-
Bagaimana Jokowi berpesan untuk menghormati guru? “Menghormati guru, seperti menghormati orang tua sendiri. Itulah nilai-nilai bangsa Indonesia yang harus kita jaga.”
-
Siapa yang bisa disebut sebagai guru sejati? "Salah satu wujud keagungannya sebagai guru sejati adalah: beliau tak pernah memosisikan orang-orang yang mengikuti ajaran yang dibawanya sebagai murid, tapi sebagai sahabat."
-
Kapan Nurul Indarti dikukuhkan sebagai Guru Besar? Nurul Indarti resmi ditetapkan menjadi Guru Besar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa (27/8).
Sayangnya, konsep terhadap guru penggerak dianggap masih bersifat elitis. Pakar pendidikan Doni Koesoema mengatakan, jika melihat tujuan dari program merdeka belajar adalah untuk meningkatkan daya mutu pendidikan maka secara otomatis, pengembangan guru harus dilakukan secara merata.
Namun kenyataannya, pengembangan mutu terhadap guru diawali melalui seleksi.
"Tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah memberdayakan semua guru bukan beberapa guru. Sehingga seharusnya program guru penggerak mampu melibatkan semua guru melalui fasilitas Kemdikbud bukan melalui seleksi," kata Doni kepada merdeka.com, Kamis (4/2).
"Dengan adanya seleksi untuk guru penggerak, itu artinya, guru dengan kompetensi dan kualitas yang memenuhi standar saja berhasil lolos."
Hal ini yang menurut Doni menjadi kontradiktif atas semangat meningkatkan mutu guru di Indonesia. Sebab efek dari proses seleksi akan menghasilkan dua jenis guru, yaitu guru terlatih dan guru tidak terlatih.
Kendati bagi guru terpilih menjadi calon guru penggerak akan meneruskan ilmu yang telah mereka dapat dari pelatihan, namun hal ini dinilai tidak tepat. Bisa jadi, kata Doni, para calon guru penggerak pun tidak mengetahui konsep seperti apa yang akan dijalani untuk mencapai tujuan dari program merdeka belajar.
Doni pun menyampaikan kritiknya, seharusnya Kemdikbud mendesain norma dan standar untuk kualitas guru secara sistem yang memungkinkan siapa pun yang memiliki kriteria tersebut memperoleh keuntungan.
"Sistem pengembangan karir guru yang harus didesain, dan dalam salah satu tahapan di situ bisa saja ada kriteria semacam guru penggerak. Lalu tugas Kemdikbud memfasilitasi agar semua guru bisa meningkatkan kualitasnya sesuai kompetensinya," ucapnya.
Calon Guru Belum Tahu Misi Guru Penggerak
Andri (32) patut berbangga hati saat mengetahui dirinya lolos seleksi menjadi calon guru penggerak di Kabupaten Bekasi. Komitmennya berkontribusi memajukan pendidikan di Indonesia sangat tinggi.
Sudut pandangnya terhadap guru tidak lagi sempit. Gaya lama dominasi guru selama proses belajar mengajar di kelas dihentaskan selama mengikuti proses pembelajaran calon guru penggerak.
"Kita harus meninggalkan paradigma lama dengan budaya positif contohnya kesepakatan kelas. Murid menyampaikan pandangan mereka maunya belajar seperti apa," kata Andri.
Andri merupakan guru di jenjang sekolah dasar negeri (SDN). Dia bercerita selama mengikuti sekolah calon guru penggerak dia menerima modul, isinya beberapa teori tentang pendidikan. Di situ juga dimuat gagasan tokoh pendidikan bangsa, Ki Hajar Dewantara.
"Ternyata pemikiran dan gagasan Ki Hajar Dewantara masih relevan kita terapkan sekarang," ucapnya.
Selama dua bulan berstatus calon pendidik sejak Oktober, Andri tidak menjelaskan lebih jauh, tujuan akhir dari program yang ia jalani untuk memenuhi industri 4.0. Sejauh ini, ia berpandangan guru penggerak merupakan satu komponen dari program merdeka belajar yang fokusnya pengajaran berpusat kepada murid.
"Program merdeka belajar setahu saya ada beberapa episode, dan yang saya pelajari pengajaran yang berpusat kepada murid," pungkasnya.
Tikno, guru SD negeri di Kabupaten Bekasi juga berpandangan sama, guru penggerak memiliki tugas membenahi pola pendidikan yang selama ini dinilainya tidak memberikan porsi sesuai.
Bahkan Tikno menilai tanpa ada guru penggerak, para guru tidak menyadari kemampuan yang seharusnya dimiliki.
"Makanya kita kan perbaiki kemampuan, kita belajar lagi dengan teori-teori yang baru yang intinya untuk meningkatkan kemampuan," kata Tikno.
©2016 merdeka.com/darmadi sasongko
Sama seperti Andri, Tikno tidak menjelaskan secara rigid saat disinggung mengenai tujuan akhir program merdeka belajar. Sekilas, katanya, program ini untuk memenuhi revolusi industri 4.0
"Salah satunya iya secara eksplisit disampaikan seperti itu," ucapnya.
Yang jelas, kata Tikno, guru penggerak merupakan terobosan spektakuler karena apa yang dia kerjakan saat ini belum pernah diakukan sebelumnya. Contohnya, aksi nyata menulis kritik dan masukan antar sesama guru.
Sementara beberapa guru non calon guru penggerak mengaku tidak tahu konsep dan tujuan program merdeka belajar. Sekilas, cara mengajar bagi calon guru penggerak berbeda dengan sebelumnya. Murid diberikan kebebasan menyatakan pendapat dalam proses belajar.
"Pernah dengar soal guru penggerak tapi enggak tahu itu seperti apa," ujar seorang guru yang enggan mengungkap identitasnya.
Pembenahan Kualitas Mutu Guru
Dalam paparan yang disampaikan Direktur Guru dan Tenaga Kerja Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Yaswardi saat memberikan materi dalam fellowship jurnalisme pendidikan, misi dari guru penggerak menjadikan sumber daya manusia Indonesia mampu memenuhi pasar industri 4.0. Industri ini mengutamakan konvergensi IT, pengetahuan mesin, dan segala ilmu berkaitan soft skill.
Untuk mencapai tujuan ini, sekolah dari jenjang terendah TK hingga perguruan tinggi harus saling terintegrasi. Jika sekolah antar jenjang saling terintegrasi, maka sekolah akan memiliki program-program relevan dengan industri.
Integrasi antar jenjang sekolah pun menjadi prinsip Kemdikbud agar merdeka belajar tetap berlanjut dan semua target tercapai dalam kurun 15 tahun.
(mdk/rnd)