Salah Satu Penyebab Jatuhnya Lion Air JT-610 Terkait Komunikasi Antar Awak
"Komunikasi antar pilotnya yang berdampak pada kerjasama yang kurang baik dan beban kerja yang tidak bisa dikelola dengan baik," jelas Kasubkom Penerbangan, Nurcahyo Utomo.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap hasil investigasi terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Pakis, Karawang, pada 29 Oktober 2018. Lebih kurang ada 463 data-data yang menjadi bahasa analisa KNKT dalam bekerja.
"Bahwa sesuai PP Nomor 2 Tahun 2013, sebelum satu tahun kami harus merilis hasil dari investigasi kami atas jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610. Kita miliki kurang lebih sekitar 463 data-data yang lainnya berupa hardcopy juga semuanya kita akan bisa dengan cermat dan hati-hati karena kami perlu waktu yang cukup panjang dengan laporan pertama ini" ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjoni, di Aula KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta (25/10).
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kapan "Kartini Flight" dilakukan? Hari Kartini, Pelita Air Persembahkan "Kartini Flight" dan Karbon Netral Industri Aviasi "Kartini Flight" ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi Pelita Air terhadap peran perempuan Pelita Air, anak usaha PT Pertamina (Persero) merayakan peringatan Hari Kartini pada Minggu, 21 April dengan mempersembahkan penerbangan khusus "Kartini Flight" yang melibatkan pilot dan awak kabin yang seluruhnya adalah perempuan.
Salah satu penyebab jatuhnya pesawat tersebut karena koordinasi yang kurang baik antara awak kapal.
"Komunikasi antar pilotnya yang berdampak pada kerjasama yang kurang baik dan beban kerja yang tidak bisa dikelola dengan baik," jelas Kasubkom Penerbangan, Nurcahyo Utomo.
Sebelumnya, Nurcahyo menyampaikan ada 9 faktor yang menyebabkan kecelakaan pesawat nahas tersebut dan sifatnya saling berkaitan.
"Kami temukan ini adalah 9 hal yang terjadi hari itu yang mengakibatkan kecelakaan. Apabila salah satu dari sembilan ini tidak terjadi, mungkin kecelakaannya juga tidak terjadi. Jadi 9 ini saling terkait satu sama lain yang akhirnya mengarah kepada kecelakaan," ujar Nurcahyo di Aula KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (25/10).
Sembilan faktor itu dijabarkan oleh Nurcahyo sebagai berikut:
1. Asumsi terkait reaksi pilot yang dibuat pada saat proses desain dan sertifikasi pesawat Boeing 737-8 (MAX), meskipun sesuai dengan referensi yang ada ternyata tidak tepat.
2. Mengacu asumsi yang telah dibuat atas reaksi pilot dan kurang lengkapnya kajian terkait efek-efek yang dapat terjadi di cockpit, sensor tunggal yang diandalkan untuk MCAS dianggap cukup dan memenuhi ketentuan sertifikasi.
3. Desain MCAS yang mengandalkan satu sensor rentan terhadap kesalahan.
4 Pilot mengalami kesulitan melakukan respons yang tepat terhadap pergerakan MCAS yang tidak seharusnya karena tidak ada petunjuk dalam buku panduan dan pelatihan.
5. Indikator AOA DISAGREE tidak tersedia di pesawat Boeing 737-8 (MAX) PK-LQP, berakibat informasi ini tidak muncul pada saat penerbangan dengan penunjukan sudut AOA yang berbeda antara kiri dan kanan, sehingga perbedaan ini tidak dapat dicatatkan oleh pilot dan teknisi tidak dapat mengidentifikasi kerusakan AOA sensor.
6. AOA sensor pengganti mengalami kesalahan kalibrasi yang tidak terdeteksi pada saat perbaikan sebelumnya.
7. Investigasi tidak dapat menentukan pengujian AOA sensor setelah terpasang pada pesawat yang mengalami kecelakaan dilakukan dengan benar, sehingga kesalahan kalibrasi tidak terdeteksi.
8. Informasi mengenai stick shaker dan penggunaan prosedur non -normal Runaway Stabilizer pada penerbangan sebelumnya tidak tercatat pada buku catatan penerbangan dan perawatan pesawat mengakibatkan baik pilot maupun teknisi tidak dapat mengambil tindakan yang tepat.
9. Beberapa peringatan, berulangnya aktifasi MCAS dan padatnya komunikasi dengan ATC tidak terkelola dengan efektif. Hal ini diakibatkan oleh situasi-kondisi yang sulit dan kemampuan mengendalikan pesawat, pelaksanaan prosedur non-normal, dan komunikasi antar pilot, berdampak pada ketidak-efektifan koordinasi antar pilot dan pengelolaan beban kerja. Kondisi ini telah teridentifikasi pada saat pelatihan dan muncul kembali pada penerbangan ini.
Baca juga:
KNKT Umumkan Penyebab Jatuhnya Lion Air JT 610 di Karawang
KNKT akan Umumkan Hasil Investigasi Lion Air JT610 November
Menhub Budi Akan Bantu Keluarga Korban Lion Air PK-LQP Tagih Ganti Rugi
Keluarga Korban Lion Air JT 610 Kecewa Kepada Boeing
Keluarga Korban Lion Air PK-LQP Tagih Ganti Rugi yang 'Disandera' Maskapai
5 Fakta di Balik Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610 Usai Blackbox Ditemukan
KNKT Sebut Ada Pilot Ketiga di Penerbangan Lion Air JT610 Sebelum Jatuh