Salurkan Program PKH, Kemenperin Latih Puluhan Wirausaha Baru di Banyuwangi
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Kementerian Sosial menyalurkan bantuan peralatan kerja sekaligus bimbingan teknis (Bimtek) kemampuan kepada puluhan masyarakat penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Banyuwangi, Senin (13/5).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Kementerian Sosial menyalurkan bantuan peralatan kerja sekaligus bimbingan teknis (Bimtek) kemampuan kepada puluhan masyarakat penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Banyuwangi, Senin (13/5).
Direktorat Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih menjelaskan program ini merupakan kerjasama antara dua kementerian untuk penumbuhan wirausaha baru Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
Sesuai kebutuhan pasar yang tinggi di bidang pengelasan, peserta yang dilatih rata-rata kepala keluarga dengan kemampuan mengelas benda-benda logam, besi selama 5 hari ke depan, 13-17 Mei 2019.
"Bantuan dan pelatihan diberikan kementerian perindustrian, dana dari Kemensos. Diharapkan penerima manfaat dapat keluar dari keterbatasan ekonomi," kata Gati saat pembukaan Bimtek IKM pengelasan di Hotel Aston, Senin (13/5).
Bantuan dan pelatihan ini diberikan kepada 20 orang dari empat kecamatan di Banyuwangi. Masing-masing orang, kata Gati bakal diberi satu alat mesin trafo las, alat pemotong, bor tangan, kompresor, tool set dan genset.
"Masing-masing orang akan dapat bantuan lengkap, kecuali genset-nya bisa digunakan bersama. Karena juga kami lihat kekuatan listrik penerima bantuan," katanya.
©2019 Merdeka.com
Pihaknya bakal melakukan pemantauan secara berkelanjutan, bila program pelatihan dan bantuan ini benar-benar berjalan, pihaknya berjanji bakal melanjutkan di tahun selanjutnya. Tidak hanya pelatihan, penerima bantuan juga bakal mendapat fasilitas legalitas usaha, pengembangan pasar berbasis digital dan penyediaan akses ke sumber pembiayaan.
"Kalau berfaedah akan kami lanjutkan, kalau tidak digunakan akan kami stop. Alat ini harus digunakan, tidak boleh dipindahtangankan," katanya.
Selain di Banyuwangi, pelatihan dan bantuan ini bakal berlanjut di Kota Magelang. Sementara jumlah nilai bantuan yang diberikan di Banyuwangi sebanyak Rp 250 juta.
©2019 Merdeka.com
Sejak tahun 2015 sampai 2018, Kemenperin telah memberikan bimbingan teknis kepada 44.294 pelaku IKM dan fasilitas legalitas usaha kepada 11.289 IKM. Sementara di tahun 2019 pihaknya menargetkan penumbuhan wirausaha baru sebanyak lebih dari 3000 wirausaha.
Sektor IKM kata Gati, sangat berperan dalam peningkatan perekonomian di Indonesia. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017 jumlah usaha IKM telah mencapai 4,4 juta unit dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 10,23 juta orang.
"Ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,52 persen dan kontribusi terhadap PDB Industri Non Migas sebesar 19,62 persen," jelasnya.
(mdk/hhw)