Samarkan aksi keji, ADP awalnya lapor ketua RT ibunya bunuh diri
Samarkan aksi keji, ADP awalnya lapor ketua RT ibunya bunuh diri. Aman Dwi Prayogi atau ADP (21), pembunuh ibu kandung di Kabupaten Malang, Jawa Timur laporan pada Ketua RT setempat, kalau ibunya bunuh diri. Aksi tersangka sengaja dilakukan guna menutupi kekejiannya, agar tidak diketahui warga sekitar.
Aman Dwi Prayogi atau ADP (21), pembunuh ibu kandung di Kabupaten Malang, Jawa Timur laporan pada Ketua RT setempat, kalau ibunya bunuh diri. Aksi tersangka sengaja dilakukan guna menutupi kekejiannya, agar tidak diketahui warga sekitar.
Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung mengungkapkan, awalnya polisi mendapat laporan korban bunuh diri atas Nana Suyati (41), warga Jalan Indrokilo Selatan, RT 03 RW 10 Desa Kali Rejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Namun setelah dilakukan olah TKP, tim di lapangan menemukan sejumlah kejanggalan.
"Kita temukan bercak darah dan tempurung kepala ditemukan bekas luka pukulan," kata Yade Setiawan Ujung, Rabu (27/9).
Kenjanggalan juga ditemukan terkait posisi korban dan alat yang digunakan gantung diri. Sehingga dilakukan pemeriksaan intensif pada keluarga korban.
Polisi pada kesimpulan, korban bukan mati bunuh diri melainkan akibat pukulan. Tersangkanya sendiri adalah Aman Dwi Prayogi atau ADP (21), yang tidak lain anak kedua dari korban.
Sementara disita barat bukti berupa seling sepeda motor, bantal dengan bercak darah, pakaian korban penuh darah, celana pendek dan sebuah talenan. Korban dilaporkan bunuh diri oleh tersangka kepada Ketua RT setempat, Rabu (27/9) sekitar pukul 02.30 WIB.
Kepada petugas, ADP (21) mengaku menghabisi ibu kandungnya lantaran merasa dianaktirikan dan diperlakukan beda dengan saudara lainnya. Aksinya dilakukan, Rabu (27/9) sekitar pukul 02.30 WIB.
Sesaat sebelum melakukan aksinya, juga sempat ragu-ragu dan beberapa kali keluar masuk kamar, tempat ibunya tertidur pulas. Tersangka memukul dengan kayu talenan di bagian kepala belakang yang biasa digunakan untuk memasak.
Tersangka juga menjerat leher dengan seling kawat sepeda motor. Korban diduga masih dalam kondisi bernyawa, saat tersangka menjerat leher korban.
Tersangka yang tidak lulus SMP itu sempat mengaku sempat menenggak minuman keras sebelum melakukan aksi sadisnya. Usai pulang menonton sebuah pertandingan futsal, tersangka minum hasil racikan sendiri.
Dia menenggak alkohol yang dicampur dengan minuman penambah energi. "Saya campur kuku bima dan air putih," aku ADP.