Sampaikan Surat Terbuka, IALA Minta KPU Jaga Amanah dalam Penyelenggaraan Pemilu
IALA perlu bersuara dan juga perlu menyampaikan masukan serta kritikan secara langsung
IALA perlu bersuara dan juga perlu menyampaikan masukan serta kritikan secara langsung
- Surat Suara Pilkada 2024 Tidak Sah jika Mencoblos seperti Ini
- KPU Yakin Pemungutan Suara Ulang Pileg Tak Ganggu Pendaftaran Pilkada 2024
- KPU Kirim Tim Usut Dugaan Pencoblosan Surat Suara di Malaysia
- Kisah Pengusaha Percetakan di Jember Raup Omzet Rp400 Juta per Bulan, Rekrut Puluhan Tetangga jadi Karyawan Dadakan
Sampaikan Surat Terbuka, IALA Minta KPU Jaga Amanah dalam Penyelenggaraan Pemilu
Indonesian American Lawyers Association (IALA) menyampaikan surat terbuk kepada Komisi Pemilihan Umum RI (KPU RI).
Terkait mengawal dan mendukung penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil (LUBER JURDIL).
"Tujuannya menyampaikan aspirasi serat sekaligus kritik dan masukan agar KPU sebagai penyelenggara Pemilu di Indonesia, dapat menjadi kredibilitas dan juga dapat menjaga amanah serta kepercayaan masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu tahun ini,"
kata Wakil IALA, Bhirawa Jayasidayatra Arifi kepada wartawan di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (19/1).
Menurutnya, yang menjadi salah satu latar belakang penyelenggaraan surat terbuka adalah diskusi-diskusi serta kajian yang telah diselenggaran oleh IALA sebelumnya.
"Atas beberapa peristiwa-peristiwa yang menurut kami sangat memprihatinkan, sehingga khususnya dalam perjalanan demokrasi 2024 di Indonesia. IALA perlu bersuara dan juga perlu menyampaikan masukan serta kritikan secara langsung," ujarnya.
Bhirawa menjelaskan, sebelum menyampaikan surat terbuka ke KPU, pihaknya lebih dulu melakukan beberapa kajian akademis ilmiah tentang kondisi-kondisi demokrasi di Indonesia khususnya penyelenggaraan Pemilu.
"Dan lebih khususnya lagi di luar negeri beberapa peristiwa tersebut yang sangat-sangat kami sayangkan, yang perlu menjadi evaluasi bagi KPU adalah misalnya ketika ada jadwal penyampaian surat suara yang belum sesuai. Sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat Diaspora di luar negeri dalam ikut serta Pemilu," jelasnya.
"Salah satu contoh lainnya adalah surat simulasi yang ada berbagai masalah, dimana simulasi itu hanya mencantumkan dua foto atau gambar paslon saja, dan ada satu foto paslon yang tidak dicantumkan itu sangat membingungkan bagi teman-teman Diaspora," sambungnya.
Menurutnya, masyarakat khususnya Diaspora mendapatkan kepastian dan ketegasan tentang penyelenggaraan Pemilu yang menjadi tanggungjawab KPU sepenuhnya.
"Kami juga melakukan studi perbandingan atau komparasi terhadap penyelenggaraan Pemilu di Indonesia dengan penyelenggaraan Pemilu yang akan berlangsung November nanti di Amerika Serikat," ucapnya.
Ia mengungkapkan, KPU yang berada di Amerika Serikat juga memiliki tantangan yanv sama untuk menjaga kredibilitas dan kepercayaan masyarakat.
Karena, dimana terjadi berbagai isu di Amerika Serikat khususnya berkaitan dengan intervensi dan pengaruh eksternal. Sehingga, masyarakat menilai bahwa independensi, netralitas dan juga integritas KPU elektoral college di Amerika itu sangat-sangat dipertanyakan.
"Kita tidak mau hal itu terjadi di Indonesia, karena di sini kita memiliki komitmen untuk menjaga serta mengawal proses demokrasi yang berlangsung di Indonesia. Oleh karena itu, IALA dengan berdasarkan ilmu kajian dan juga data, kita berharap KPU dapat menjaga pesta demokrasi yang berlangsung tahun ini dengan jujur dan adil, sesuai dengan prinsip-prinsip luber jurdil yang kita harapkan semua," paparnya.
"Dan kita berharap ke depannya penyelenggaraan Pemilu di Indonesia dapat berlangsung dengan adil, damai, sejahtera, dan juga berintegritas. Agar kita semua dapat mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya untuk bangsa dan negara," pungkasnya.