Samudi terpaksa tinggal di rumah miring nyaris rubuh
Tetangga Samudi memintanya menginap di rumahnya bila cuaca buruk. Khawatir rumah itu ambruk bila diterpa angin.
Salah satu wahana permainan di Dunia Fantasi (Dufan) yang cukup digemari adalah Rumah Miring. Di Kota Serang, Banten, rumah miring seperti di Dufan pun bisa ditemui.
Rumah miring yang ada di Kota Serang merupakan milik Samudi (37 tahun), warga Kampung Waru Elor RT 16/RW 04 Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten. Tetapi bangunan itu bukan merupakan wahana rekreasi melainkan rumah itu hampir rubuh.
Jika kita melihat dan masuk ke dalam kediaman Samudi, rumah panggung dengan ukuran 6 meter x 8 meter berbahan kayu dan bilik tampak dari luar nyaris rubuh. Di bagian dalam, lantainya sudah banyak yang bolong. Jika tidak hati-hati saat di dalam rumah, kaki kita bisa terperosok dan terluka.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Siapa Ki Arsantaka? Ki Arsantaka merupakan putra dari Bupati Onje II, pemimpin Kadipaten Onje (cikal bakal Kabupaten Purbalingga).
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
Samudi telah bertahun-tahun tinggal dengan kondisi rumah yang dapat membahayakan bagi dia dan keluarga. Dia mengaku, ketika hujan disertai angin kencang datang, dia sangat khawatir rumahnya itu bakal rubuh.
Samudi sangat ingin memperbaiki rumahnya. Apa daya, honornya sebagai buruh serabutan tidak mencukupi. Untuk kebutuhan sehari-hari saja tidak cukup, apalagi bat memperbaiki rumahnya yang merupakan warisan orangtuanya. Samudi beserta istri dan dua anaknya yang duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Dasar, terpaksa tinggal dan tidur dalam satu ruangan besar untuk. Tempat itu pun bocor bila hujan turun.
"Saya pasrah pak. Bukannya saya tidak mau memperbaiki rumah ini, mengingat kondisi saya saat ini, sebagai buruh serabutan untuk makan sehari-hari saja sudah susah, dari mana saya biayanya?" kata Samudi ketika disambangi kemarin.
Sementara itu salah satu warga sekitar, Sana (39 tahun), mengaku kerap mengajak Samudi dan keluarganya mengungsi bila hujan dan angin kencang turun. Dia takut rumah itu ambruk.
"Yang paling ngeri ketika hujan dan dibarengi angin kencang. Rumah terlihat goyang seakan-akan mau ambruk. Saya cuma bisa memanggil agar mereka berpindah ke tempat saya," kata Sanah.