Sanusi disebut tahu soal bagi-bagi uang Ketua DPRD DKI
Kuasa hukum Sanusi menyebut pembagian itu tidak merata.
Kabar soal bagi-bagi uang yang dilakukan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menunjukkan titik terang. Mantan anggota DPRD DKI, Mohamad Sanusi mengaku mengetahui adanya gelontoran dana untuk anggota DPRD DKI Jakarta.
Melalui kuasa hukumnya, Khrisna Murti, Sanusi menyebut pembagian jatah yang dilakukan Prasetyo tidak merata.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Kenapa Nagita muncul di poster kampanye tersebut? Sebagai seorang yang masih ada darah Sulawesi Utara (yaitu) Manado, tentu bangga bisa mewakili daerah untuk membangun," tulisnya. "Namun untuk postingan yang mengatasnamakan saya sebagai Calon Wakil Gubernur, saya menyatakan belum pernah mencalonkan diri atau ajakan untuk mencalonkan," sambungnya.
-
Kejatuhan cicak di paha pertanda apa? Arti kejatuhan cicak yang berikutnya adalah jika kamu mengalami kejatuhan cicak tepat pada paha. Musibah yang disebabkan oleh orang lain ini bisa diketahui dari posisi cicak jatuh.
"Kalau enggak salah Bang Uci (Mohamad Sanusi) pernah bilang di grup WA teman-teman dewan bahwa berkembang isu ada penggelontoran dana dalam rangka reklamasi, artinya kalau berbicara pupung (Saiful Zuhri, manajer perizinan PT Agung Sedayu Group) Bang Uci berbicara ke arah sana mungkin pembagiannya tidak (tidak rata)," ujar Khrisna selepas menemani Sanusi menjalani pemeriksaan perdananya terkait tindak pidana pencucian uang, Kamis (14/7).
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengindikasikan akan ada penyelidikan baru terkait kasus dugaan penerima suap di anggota DPRD DKI Jakarta. Peluang adanya tersangka baru pun terbuka lebar.
"Ya bisa saja dalam waktu yang tidak lama kasusnya ada surat penyelidikan baru bahkan mungkin dari penyelidikan kan ada penyidikan baru," ujar Agus.
Agus juga menuturkan pihaknya akan mendalami secara detil dugaan bagi-bagi uang yang dilakukan ketua DPRP Prasetyo Edi Marsudi terhadap anggota Balegda DKI Jakarta.
Diputarnya sadapan percakapan antara Mohamad Sanusi tersangka penerima suap dari pengembang dengan manajer perizinan PT Agung Sedayu Group, Saiful Zuhri alias Pupung, sebagai bagian dari upaya KPK menuntaskan kasus ini.
"Puzzlenya perlu digabung-gabungkan, ya kan? Nanti dari persidangan itu pastilah kita mengembangkan," ucapnya.
Seperti diketahui, pada agenda sidang terdakwa Ariesman Widjaja, Presdir Agung Podomoro Land, Rabu (13/7) penuntut umum dari KPK Jaksa Alif Fikri memutarkan rekaman suara percakapan Pupung dengan Sanusi.
Dalam rekaman tersebut Pupung berjanji akan membagi-bagikan uang terhadap anggota DPRD DKI jika hadir saat rapat paripurna dan segera mengesahkan rancangan peraturan daerah. Jika yang hadir pada rapat paripurna tidak memenuhi persyaratan, Pupung akan berkoordinasi lagi dengan bosnya yakni Sugianto Kusuma alias Aguan, CEO Agung Sedayu Group.
Bunyi percakapannya seperti berikut "Gini bang, jadi kalau misalnya nanti jam 14.00 lewat tidak ada apa-apa saya lapor bos, supaya dia bisa tekan Pak Prasetyo lagi," kata Pupung kepada Sanusi.
Sanusi pun mengatakan pembahasan sudah rampung namun sidang paripurna harus diundur. Belum lagi, Sanusi mengadu beberapa anggota DPRD DKI Jakarta khawatir tidak kebagian 'uang pelicin' tersebut karena Prasetyo diduga tidak sama rata dalam pembagi-bagian jatah.
Pupung juga menanggapi dalam pembagian uang oleh Prasetyo memang sangat berantakan. "Itukan sebenernya ngebaginya benar-benar kacau balau deh dia makannya kebanyakan."
(mdk/noe)