Saring mahasiswa baru, Kemendikbud masih pertahankan SNMPTN
Dasar penerimaan yang digunakan adalah nilai rapor di semester 3-5. Ditambah nilai ujian nasional dan prestasi siswa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan akan tetap mempertahankan sistem penerimaan mahasiswa baru dengan model undangan, atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Konsep SNMPTN dianggap tepat karena mengakui prestasi siswa selama masih bersekolah.
Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, dasar penerimaan yang digunakan adalah nilai rapor di semester 3, 4, dan 5. Ditambah nilai ujian nasional dan prestasi siswa.
"Prestasi apa saja bisa. Bisa prestasi olimpiade, seni tari, atau prestasi yang lainnya. Pokoknya prestasi itu diberi pengakuan," ujar Nuh di Solo, Senin (2/6).
Nuh menerangkan, sebenarnya sistem SNMPTN tidak berbeda dengan PMDK (penelusuran minat dan kemampuan). Namun bedanya PMDK dilaksanakan per perguruan tinggi negeri, kemudian untuk SNMPTN dilakukan secara nasional.
Nuh pun membantah anggapan sebagian kalangan yang menganggap kualitas mahasiswa baru yang diterima lewat jalur SNMPTN kurang bagus.
"Mahasiswa yang diterima lewat SNMPTN sama berkualitasnya dengan jalur PMDK. Konsep SNMPTN atau penerimaan mahasiswa baru tanpa ujian tulis dipilih sebagai jalur penerimaan utama karena ada korelasi antara anak yang berprestasi tiap semester dengan prestasi di kemudian hari. Sehingga kami ingin paling tidak 50 persen mahasiswa baru diterima lewat SNMPTN," pungkasnya.