Satgas Covid-19: Akurasi Rapid Test Antigen Deteksi Omicron Bisa Berkurang
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mencatat, saat ini Indonesia menggunakan dua alat uji, yakni rapid antigen dan deteksi molekuler atau Nucleic Acid Amplification Test (NAAT).
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengatakan, Covid-19 varian Omicron memiliki tingkat mutasi yang tinggi pada gen bagian S atau Spike. Kondisi ini berdampak pada akurasi deteksi alat uji diagnostik, terutama yang menggunakan target gen S untuk mendeteksi virus.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mencatat, saat ini Indonesia menggunakan dua alat uji, yakni rapid antigen dan deteksi molekuler atau Nucleic Acid Amplification Test (NAAT).
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
Metode NAAT ini di antaranya ada pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), reverse transcription loop mediated isothermal amplification (RT-LAMP, dan Tes Cepat Molekuler (TCM).
Berdasarkan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, serta publikasi ilmiah pada Desember 2021, kemampuan rapid antigen untuk mendeteksi keberadaan varian Omicron masih diteliti.
Baca juga:
Sejumlah Alasan Pemerintah Tak Tutup Pintu Kedatangan dari Luar Negeri
Menkes Budi Terbitkan Edaran Pengendalian Omicron
"Rapid antigen kemungkinan masih bisa mendeteksi adanya infeksi. Namun, akurasinya bisa berkurang," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (4/1).
Sementara uji NAAT bervariatif. Ada yang hanya manargetkan gen S, ada juga lebih dari satu gen. Uji NAAT yang hanya manargetkan gen S berpotensi gagal mendeteksi Omicron. Sedangkan uji NAAT yang menargetkan lebih dari satu gen dapat memunculkan hasil deteksi pada gen lain, selain gen S.
"Hasil NAAT yang demikianlah yang disebut S Gene Target Failure (SGTF) atau S gen dropout," ujar dia.
"Perlu diingat, tes NAAT yang hasilnya gagal mendeteksi gen S atau SGTF tersebut belum tentu merupakan varian Omicron dan tetap harus dilanjutkan dengan sequencing atau lebih dikenal Whole Genome Sequencing (WGS)," tutupnya.
Baca juga:
Kasus Covid-19 DKI Meningkat, Wagub Sebut Mitigasi Selaras dengan Pemerintah Pusat
Kemenkes: Kasus Omicron Tambah 92, Total Menjadi 254
WHO: Banyak Bukti Omicron Sebabkan Gejala Ringan Tapi Masih Ada Ancaman
CEK FAKTA: Omicron Bukan Berarti Virus Akhir Zaman
Wagub DKI: Ada 252 Temuan Omicron, 13 Kasus Transmisi Lokal